Kerja itu ibadah, tapi kesehatan adalah amanah. Seimbangkan keduanya

Antara Kerja Keras dan Kesehatan: Mana yang Harus Diprioritaskan?

14/11/2025 | indri irmayanti

Apakah harus mendahulukan kerja keras atau menjaga kesehatan? Artikel ini membahas prioritas menurut Islam, lengkap dengan dalil Al-Qur’an, hadis Nabi, dan pandangan para ulama.

Pendahuluan

Dalam kehidupan modern, banyak orang merasa dituntut untuk bekerja keras demi memenuhi kebutuhan hidup. Banyak yang mengorbankan waktu, tenaga, bahkan kesehatan hanya demi mengejar rezeki. Namun di sisi lain, menjaga kesehatan adalah amanah dari Allah SWT yang tidak boleh diabaikan. Lalu, mana yang seharusnya diprioritaskan? Apakah kita harus mendahulukan kerja keras atau menjaga kesehatan?

Islam sebagai agama yang sempurna memberikan panduan tentang bagaimana seorang Muslim menyeimbangkan keduanya. Pekerjaan adalah ibadah, tetapi kesehatan adalah amanah. Keduanya penting—namun adakah yang lebih utama ketika keduanya harus dipilih?

1. Kesehatan: Amanah dari Allah dan Syarat Ibadah

Islam memandang kesehatan sebagai nikmat besar yang harus dijaga. Rasulullah SAW bersabda:

“Ada dua nikmat yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat kesehatan dan waktu luang.”
(HR. Bukhari)

Hadis ini menunjukkan bahwa kesehatan adalah modal utama dalam menjalankan ibadah dan aktivitas dunia. Jika kesehatan rusak, ibadah terganggu, pekerjaan pun tidak optimal.

Allah SWT juga berfirman:

“Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu ke dalam kebinasaan.”
(QS. Al-Baqarah: 195)

Ayat ini dijadikan para ulama sebagai salah satu dasar bahwa menjaga kesehatan hukumnya wajib. Imam Al-Ghazali menjelaskan bahwa tubuh adalah alat untuk beribadah. Jika alat ini rusak, ibadah pun tidak sempurna.

Untuk itu, menjaga kesehatan—baik fisik maupun mental—bukan sekadar pilihan, tetapi bagian dari kewajiban seorang Muslim.

2. Kerja Keras: Bentuk Ikhtiar dan Ibadah

Bekerja adalah perintah Allah dan bagian dari ibadah. Islam memuji orang yang bekerja keras, mencari nafkah dengan cara yang halal.

Allah SWT berfirman:

“Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu mudah digunakan, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah dari rezeki-Nya.”
(QS. Al-Mulk: 15)

Ayat ini menjadi dorongan agar manusia tidak malas, tetapi berusaha secara maksimal.

Rasulullah SAW juga bersabda:

“Tidaklah seseorang makan makanan yang lebih baik daripada hasil kerja tangannya sendiri.”
(HR. Bukhari)

Para ulama menjelaskan bahwa bekerja adalah bentuk tanggung jawab terhadap keluarga. Bahkan Imam Ahmad bin Hanbal menegaskan bahwa orang yang meninggalkan usaha dan hanya mengandalkan doa tanpa bekerja adalah orang yang kurang memahami agama.

Namun, kerja keras tetap harus berada dalam batas wajar dan tidak mengorbankan kewajiban lain—termasuk kesehatan.

3. Mana yang Harus Diprioritaskan? Panduan Menurut Islam

Ketika harus memilih antara kerja keras dan kesehatan, Islam memberikan panduan yang jelas: kesehatan didahulukan, karena ia adalah syarat untuk ibadah dan bekerja.

a. Jika pekerjaan membahayakan kesehatan

Ulama sepakat bahwa pekerjaan yang merusak kesehatan tidak boleh dipaksakan.

Imam Asy-Syathibi dalam Al-Muwafaqat menjelaskan bahwa salah satu tujuan syariat adalah menjaga jiwa dan tubuh (hifzh an-nafs). Karena itu, segala sesuatu yang merusak kesehatan hukumnya tidak boleh, termasuk pekerjaan yang membahayakan fisik atau mental.

b. Jika pekerjaan dapat diatur tanpa merusak kesehatan

Maka bekerja keras menjadi utama, tetapi tetap dalam batas proporsional. Islam tidak melarang kerja keras, selama tidak mengabaikan hak tubuh.

Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya tubuhmu memiliki hak atasmu.”
(HR. Bukhari)

Ini adalah prinsip bahwa seorang Muslim tidak boleh memaksakan diri dalam ibadah sekalipun, apalagi pekerjaan dunia.

c. Jika kesehatan menurun

Maka prioritas adalah istirahat dan pengobatan. Allah SWT memberikan keringanan dalam segala ibadah saat seseorang sakit. Ini menandakan bahwa kesehatan lebih utama daripada memaksakan aktivitas.

4. Menjaga Keseimbangan: Kunci Kehidupan Sehat Menurut Islam

Islam selalu mengajarkan keseimbangan. Kerja keras tanpa menjaga kesehatan akan menyebabkan kelelahan, stres, dan penyakit. Namun menjaga kesehatan tanpa usaha untuk mencari nafkah juga tidak sesuai ajaran agama.

Cara menjaga keseimbangan menurut pandangan ulama:

1. Menunaikan kewajiban fisik dan spiritual

Kerja keras termasuk ibadah, tetapi ibadah lain seperti salat, zikir, dan istirahat juga wajib diperhatikan.

2. Tidak berlebihan dalam bekerja

Allah SWT berfirman:

“Dan demikianlah Kami jadikan kamu umat yang pertengahan.”
(QS. Al-Baqarah: 143)

Ayat ini menjadi dalil pentingnya moderasi, termasuk dalam bekerja.

3. Memberi waktu istirahat untuk tubuh

Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah menyatakan bahwa tubuh yang lelah membutuhkan istirahat agar bisa kembali produktif dan beribadah dengan baik.

4. Menjaga pola makan dan gaya hidup

Islam memerintahkan makan secukupnya, tidak berlebihan (QS. Al-A’raf: 31). Ini adalah prinsip kesehatan yang sangat relevan.

Kesimpulan

Lalu, mana yang harus diprioritaskan: kerja keras atau kesehatan?

Jawabannya menurut Islam: Kesehatan adalah prioritas utama, karena tanpa kesehatan ibadah dan pekerjaan tidak bisa dilakukan dengan baik.

Namun, kesehatan bukan alasan untuk malas bekerja. Keduanya harus berjalan seimbang:

  • Jaga kesehatan agar mampu bekerja dengan baik.
  • Bekerja secukupnya agar tidak merusak kesehatan.
  • Ikuti prinsip moderasi sebagaimana diajarkan Islam.

Dengan keseimbangan ini, seorang Muslim dapat menjalani hidup produktif, sehat, dan penuh keberkahan sesuai tuntunan syariat.

KOTA SUKABUMI

Copyright © 2025 BAZNAS

Kebijakan Privasi   |   Syarat & Ketentuan   |   FAQ  |   2.2.12