Deepfake: canggih, tapi rawan fitnah. Bijak sebelum percaya

Deepfake dan AI Voice Cloning: Inovasi Teknologi atau Jalan Baru Terjadinya Fitnah Menurut Islam?

19/11/2025 | indri irmayanti

Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) melahirkan dua inovasi yang kini banyak diperbincangkan: deepfake, yaitu rekayasa video yang terlihat sangat nyata, dan AI voice cloning, yaitu peniruan suara seseorang dengan akurasi tinggi. Kedua teknologi ini memiliki manfaat besar, namun sekaligus membuka pintu bahaya baru—terutama terkait fitnah, hoaks, dan pelanggaran kehormatan.

Manfaat dan Sisi Positif

Meskipun kontroversial, teknologi deepfake dan voice cloning memiliki beberapa manfaat:

  1. Edukasi dan Pelestarian Sejarah
    Tokoh sejarah dapat dihadirkan kembali dalam bentuk visual yang lebih hidup untuk kepentingan pendidikan.
  2. Membantu Penyandang Difabel
    Voice cloning bisa mengembalikan suara asli seseorang yang kehilangan kemampuan berbicara akibat penyakit.
  3. Industri Kreatif
    Deepfake memudahkan proses editing film, menghidupkan karakter, atau memperbaiki adegan tanpa harus memerlukan aktor ulang.

Dalam konteks ini, teknologi dapat menjadi inovasi yang bermanfaat selama digunakan untuk tujuan positif dan dengan izin pihak terkait.

Bahaya dan Dampak Negatif

Di sisi lain, penyalahgunaan deepfake dan voice cloning menimbulkan ancaman serius:

  1. Fitnah dan Hoaks
    Video dan rekaman suara palsu dapat dibuat dengan mudah untuk menjatuhkan nama baik seseorang.
  2. Penipuan Digital
    Voice cloning sudah sering digunakan dalam skema penipuan, seperti meniru suara keluarga untuk meminta uang.
  3. Kerusakan Reputasi
    Deepfake pornografi menjadi salah satu bentuk kezaliman paling berbahaya, terutama bagi perempuan.

Karena inilah teknologi ini dipandang sebagai potensi fitnah baru yang sangat merusak.

Pandangan Islam

Dalam Islam, menjaga kehormatan ( hifz al-‘irdh ) adalah salah satu prinsip penting. Al-Qur’an memerintahkan umat Islam untuk selalu melakukan tabayyun sebelum mempercayai suatu berita (QS. Al-Hujurat: 6). Nabi SAW juga memperingatkan bahaya menyebarkan kebohongan, walaupun hanya sekadar meneruskan informasi tanpa memastikan kebenarannya.

Para ulama kontemporer menilai:

  • Penggunaan yang bermanfaat dan mendapat izin hukumnya mubah.
  • Penggunaan untuk menipu, memfitnah, atau merugikan orang lain adalah haram, bahkan termasuk dosa besar karena mengandung unsur dusta dan pencemaran nama baik.

Kesimpulan

Deepfake dan AI voice cloning adalah teknologi netral yang bisa menjadi inovasi atau bencana, tergantung pada bagaimana ia digunakan. Islam menuntun agar teknologi dipakai secara amanah, tidak merugikan, serta tidak melanggar kehormatan manusia. Di era digital, kehati-hatian dan tabayyun menjadi kunci untuk mencegah fitnah yang semakin mudah menyebar melalui kecanggihan AI.

KOTA SUKABUMI

Copyright © 2025 BAZNAS

Kebijakan Privasi   |   Syarat & Ketentuan   |   FAQ  |   2.2.12