Jangan kejar semua hal. Tenang, fokus, cukup

Fokus atau FOMO? Panduan Muslim Menghindari Perangkap Dunia

21/11/2025 | indri irmayanti

Di era digital, hampir semua orang hidup berdampingan dengan media sosial. Setiap hari ada informasi baru, tren baru, dan pencapaian orang lain yang membuat kita merasa harus ikut serta. Tanpa disadari, muncul rasa takut tertinggal—FOMO (Fear of Missing Out). Bagi seorang Muslim, FOMO bukan sekadar rasa ingin tahu, tetapi dapat menjadi ujian keimanan: apakah kita tetap fokus pada tujuan hidup atau larut dalam arus dunia?

Dampak Positif Media Sosial Menurut Perspektif Islam

Media sosial sebenarnya bukan hanya ancaman. Banyak manfaat yang bisa didapatkan jika digunakan dengan bijak.

Pertama, dakwah digital. Banyak kajian, nasihat ulama, dan konten Islami yang bisa menguatkan iman. Allah berfirman:

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam kebaikan dan takwa…” (QS. Al-M?idah: 2)

Media sosial menjadi ruang luas untuk saling menasihati secara modern.

Kedua, akses ilmu agama sangat mudah. Kajian dapat diikuti dari mana saja tanpa harus hadir fisik.

Ketiga, memperkuat ukhuwah, karena seseorang dapat terhubung dengan komunitas muslim global.

Ini menunjukkan bahwa media sosial bisa menjadi sarana kebaikan jika digunakan dengan tujuan yang benar.

Dampak Negatif: FOMO, Distraksi, dan Kecemasan

Namun, bahaya media sosial juga nyata.

FOMO dapat membuat seseorang gelisah karena merasa hidupnya tertinggal dari orang lain. Padahal Rasulullah ? bersabda:

“Lihatlah kepada orang yang lebih rendah daripada kalian, dan jangan melihat kepada yang lebih tinggi, agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah.” (HR. Muslim)

Hadis ini sejalan dengan fenomena FOMO—ketika seseorang terlalu sering membandingkan hidupnya dengan orang lain di dunia digital.

Selain itu, media sosial dapat menjadi tempat ghibah, fitnah, pamer, iri, dan pikiran negatif. Al-Qur’an memperingatkan:

“Janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain…” (QS. Al-Hujur?t: 12)

Waktu yang terbuang untuk scroll tanpa tujuan juga membuat ibadah terabaikan. Inilah perangkap dunia yang sering tidak disadari.

Pandangan Ulama tentang Godaan Dunia Digital

Imam Al-Ghazali menjelaskan bahwa hati manusia sangat mudah terpengaruh oleh apa yang dilihat setiap hari. Jika yang dilihat adalah kesenangan dunia, maka hati akan mengikuti dunia. Media sosial menjadi contoh modern dari hal ini.

Ibnu Taimiyyah menekankan pentingnya ikhlas dan niat sebelum berbuat sesuatu. Jika membuka media sosial tanpa niat yang jelas, maka peluang terseret arus pun semakin besar.

Pro & Kontra

Pro (Positif)

  • Mempermudah dakwah dan penyebaran ilmu.
  • Menjadi sarana komunikasi dan komunitas.
  • Bisa meningkatkan motivasi dan spirit hijrah.

Kontra (Negatif)

  • Memicu FOMO, iri, minder, dan perbandingan sosial.
  • Menghabiskan waktu produktif dan melemahkan ibadah.
  • Banyak konten mudarat: ghibah, hoaks, dan pornografi.

Solusi Islami Menghindari Perangkap FOMO

  1. Tetapkan niat sebelum membuka media sosial.
  2. Atur batas waktu harian agar tidak kecanduan.
  3. Kurasi akun yang diikuti—pilih yang membawa manfaat.
  4. Lakukan detox digital sekali atau dua kali seminggu.
  5. Perbanyak dzikir dan muhasabah, agar hati tidak mudah goyah.
  6. Fokus pada tujuan dunia & akhirat, bukan pencapaian orang lain.

Kesimpulan

Media sosial bukan musuh, tapi juga bukan tempat aman. Ia seperti pisau: bisa bermanfaat atau membahayakan. FOMO adalah jebakan halus yang dapat mengikis rasa syukur dan fokus hidup. Islam mengajarkan keseimbangan—gunakan teknologi, tapi jangan diperbudak olehnya. Selama niat dijaga, waktu dikontrol, dan hati diluruskan, seorang Muslim dapat tetap fokus dan tidak terperangkap dunia.

KOTA SUKABUMI

Copyright © 2025 BAZNAS

Kebijakan Privasi   |   Syarat & Ketentuan   |   FAQ  |   2.2.12