Lelah itu manusiawi, menyerah bukan satu-satunya pilihan

Bukan Menyerah, Hanya Memberi Diri Ruang untuk Bernapas

04/12/2025 | Yessi Ade Lia Putri

Di tengah tuntutan hidup yang semakin padat—pekerjaan, keluarga, studi, dan tekanan sosial—tidak sedikit orang merasa lelah hingga muncul keinginan untuk menyerah. Padahal, dalam banyak keadaan, yang dibutuhkan bukan menyerah, melainkan berhenti sejenak untuk menata ulang tenaga, pikiran, dan hati. Dalam Islam, istirahat bukan tanda kelemahan, melainkan bagian dari kebijaksanaan hidup.

1. Istirahat dalam Pandangan Al-Qur’an dan Hadits

Al-Qur’an menegaskan bahwa setiap kesulitan selalu disertai kemudahan:

“Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Al-Insyirah: 5–6)

Ayat ini mengajarkan bahwa kelelahan tidak bersifat permanen. Ia hanya fase yang akan berganti dengan kelapangan. Allah juga menegaskan bahwa manusia tidak dibebani di luar kemampuannya (QS. Al-Baqarah: 286), yang berarti mengenali batas diri adalah bagian dari iman.

Rasulullah ? bersabda:

“Tubuhmu mempunyai hak atas dirimu.” (HR. Bukhari)

Hadits ini memperjelas bahwa merawat tubuh, memberi waktu istirahat, dan menjaga kesehatan bukanlah kelalaian, tetapi kewajiban.

2. Pandangan Ulama tentang Pentingnya Jeda

Imam Al-Ghazali menjelaskan dalam Ihya’ Ulumuddin bahwa jiwa yang dipaksa terus bekerja tanpa jeda akan mengalami kejenuhan dan penurunan kualitas amal. Sementara Ibn Qayyim menegaskan bahwa hati pun bisa lelah sebagaimana tubuh, sehingga membutuhkan waktu pemulihan agar tetap hidup dan kuat.

Artinya, istirahat bukan penghambat produktivitas, tetapi justru penjaganya.

3. Mengapa Istirahat Bukan Tanda Menyerah

Beristirahat bukan berarti berhenti berjuang. Sebaliknya, ia memiliki beberapa fungsi penting:

  • Mengisi ulang energi fisik dan mental
  • Menjaga kualitas ibadah dan tanggung jawab
  • Memberi kejernihan berpikir
  • Menjauhkan dari keputusan impulsif
  • Mencegah kelelahan berkepanjangan (burnout)

Orang yang terus memaksa diri tanpa jeda justru berisiko kehilangan arah dan motivasi.

4. Tanda-Tanda Seseorang Membutuhkan Istirahat

Beberapa tanda umum bahwa seseorang sudah terlalu lelah antara lain:

  • Sulit tidur atau tidur tidak berkualitas
  • Mudah marah dan emosional
  • Kehilangan semangat dan minat
  • Sulit fokus dan mengambil keputusan
  • Merasa cemas tanpa alasan jelas

Jika tanda-tanda ini muncul, berhenti sejenak adalah langkah bijak, bukan tanda kegagalan.

5. Lelah Tidak Pernah Sia-Sia di Sisi Allah

Rasulullah ? bersabda:

“Tidaklah seorang muslim tertimpa kelelahan, kesedihan, penyakit, bahkan duri yang menusuknya, melainkan Allah menghapus dosa-dosanya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Setiap letih, air mata, dan luka batin yang dirasakan tidak pernah luput dari perhatian Allah. Maka ketika seseorang merasa hampir menyerah, bisa jadi ia hanya sedang butuh berhenti sebentar untuk kembali kuat.

6. Istirahat adalah Sunnatullah

Allah menciptakan hidup dengan irama:

  • Siang untuk beraktivitas
  • Malam untuk beristirahat
  • Ombak datang lalu surut
  • Hujan turun lalu reda

Manusia yang menolak istirahat justru melawan pola alam yang telah Allah tetapkan.

7. Aksi Nyata Saat Merasa Lelah

Beberapa langkah praktis yang bisa dilakukan:

  • Ambil jeda singkat saat lelah
  • Perbaiki pola tidur
  • Shalat dengan lebih tenang
  • Perbanyak dzikir dan membaca Al-Qur’an
  • Kurangi beban yang tidak prioritas
  • Bergerak secara fisik ringan
  • Berbagi cerita dengan orang terpercaya
  • Batasi konsumsi konten negatif
  • Tetapkan batas untuk diri sendiri
  • Mencari bantuan profesional bila perlu

Semua langkah ini bukan tanda menyerah, tetapi bentuk tanggung jawab terhadap diri sendiri.

Kesimpulan

Lelah adalah bagian dari perjalanan, bukan akhir dari perjuangan. Istirahat bukan tanda kalah, tetapi cara Allah mengajarkan manusia untuk bertahan dengan cara yang lebih sehat. Air mata bukan bukti kelemahan, dan jeda bukanlah pengkhianatan terhadap mimpi. Justru melalui jeda itulah seseorang belajar untuk kembali bangkit dengan hati yang lebih kuat, pikiran yang lebih jernih, dan langkah yang lebih terarah. Hidup tidak selalu tentang berlari cepat, tetapi tentang tahu kapan harus berhenti sejenak agar tidak kehilangan tujuan.

 

KOTA SUKABUMI

Copyright © 2025 BAZNAS

Kebijakan Privasi   |   Syarat & Ketentuan   |   FAQ  |   2.2.12