WhatsApp Icon

Ketika Dunia Tidak Ramah, Jadilah Rumah untuk Dirimu Sendiri

10/12/2025  |  Penulis: Yessi Ade Lia Putri

Bagikan:URL telah tercopy
Ketika Dunia Tidak Ramah, Jadilah Rumah untuk Dirimu Sendiri

Berdamai dengan pikiran, bahagia jadi lebih mudah

Dalam perjalanan hidup, kita sering menemui masa ketika dunia terasa tidak ramah: orang-orang mengecewakan, situasi tidak berjalan sebagaimana harapan, dan hati terasa sesak oleh tekanan. Pada saat seperti itu, banyak orang mencari tempat untuk berlindung, namun lupa bahwa tempat teraman sesungguhnya adalah diri sendiri yang berpegang pada Allah SWT. Islam mengajarkan bahwa ketenangan bukan berasal dari dunia luar, tetapi dari hati yang bersandar kepada Allah, memelihara jiwa, dan merawat pikiran.

1. Dunia Memang Tempat Ujian

Dalam perjalanan hidup, setiap manusia pasti melewati masa ketika dunia terasa tidak ramah. Ada hari ketika orang mengecewakan, keadaan tidak sesuai harapan, beban hidup terasa menumpuk, dan hati menjadi letih. Allah telah mengingatkan bahwa dunia adalah tempat ujian, bukan tempat istirahat sepenuhnya.

“Dan sungguh akan Kami uji kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan.”
(QS. Al-Baqarah: 155)

Imam Ibn Katsir menjelaskan bahwa ujian adalah ketetapan Allah bagi setiap hamba. Maka ketika hidup terasa berat, itu bukan tanda kelemahan, tetapi bagian dari proses pendewasaan.

2. Islam Mengajarkan Untuk Menjaga Diri dan Jiwa

Islam tidak hanya mengatur ibadah, tetapi juga kesehatan mental dan emosional. Allah memerintahkan hamba-Nya untuk menjaga diri.

“Dan janganlah kamu membinasakan dirimu.”
(QS. An-Nisa: 29)

Imam Al-Qurthubi menafsirkan bahwa membinasakan diri dapat berupa tindakan menyakiti mental: menekan diri berlebihan, merendahkan diri, atau membiarkan hati tenggelam dalam kesedihan.
Rasulullah SAW pun menegaskan:

“Sesungguhnya dirimu memiliki hak atasmu.”
(HR. Bukhari)

Termasuk hak untuk istirahat, tenang, dan merawat diri.

3. Ketenangan Tidak Datang dari Dunia, Tetapi dari Allah

Banyak orang mencari tempat berlindung, tetapi lupa bahwa ketenangan sejati datang dari hubungan dengan Allah.

“Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang.”
(QS. Ar-Ra’d: 28)

Imam As-Sa’di menafsirkan bahwa zikir adalah sumber ketenteraman mendalam. Ketika dunia keras, hati yang terhubung dengan Allah tidak mudah goyah.

4. Menjadi Rumah Bagi Diri Sendiri

Menjadi “rumah” bagi diri sendiri berarti mampu menenangkan diri saat kacau, memaafkan saat gagal, dan tetap optimis meski dunia meremehkan. Imam Al-Ghazali menjelaskan bahwa hati adalah “raja” yang menggerakkan seluruh diri — jika hati kuat, seluruh aspek kehidupan ikut kuat.

Untuk membangun rumah di dalam diri, kita dapat melakukan beberapa langkah sederhana:

  • memperkuat hubungan dengan Allah setiap hari,
  • memperbanyak istighfar,
  • menulis hal-hal yang disyukuri,
  • membatasi interaksi dengan lingkungan toksik,
  • memberi waktu untuk istirahat dan menenangkan pikiran.

Kesimpulan

Ketika dunia terasa tidak ramah, Islam mengajarkan kita untuk menemukan tempat aman di dalam diri sendiri dengan kembali kepada Allah. Ketenangan lahir dari hati yang dirawat, jiwa yang disucikan, serta iman yang dijaga melalui zikir, doa, dan muhasabah. Dengan memelihara diri, memaafkan kekurangan, dan terus menumbuhkan kebaikan, kita belajar bahwa rumah terbaik bukanlah tempat, melainkan hati yang dekat dengan Allah.

Sebagai bentuk syukur atas nikmat ketenangan dan sebagai wujud pengamalan ajaran Islam tentang kepedulian, kita dianjurkan memperbanyak amal kebaikan—termasuk sedekah. Sedekah membuka pintu rezeki, menenangkan hati, dan menjadi sebab turunnya pertolongan Allah. Semoga dengan menjaga hati, merawat diri, dan rajin berbagi, hidup kita diberkahi dengan kelapangan dan ketenangan dari Allah SWT. Aamiin.

Bagikan:URL telah tercopy
Info Rekening Zakat

Info Rekening Zakat

Mari tunaikan zakat Anda dengan mentransfer ke rekening zakat.

BAZNAS

Info Rekening Zakat