Depresi di Usia Remaja: Kenali, Hadapi, dan Bangkit
08/12/2025 | Penulis: Yessi Ade Lia Putri
Remaja kuat: kenali depresi, bangkit, dan terus melangkah
Depresi pada usia remaja menjadi fenomena yang semakin nyata di era modern. Tekanan akademik, perubahan hormon, pergaulan, dan ketidakpastian masa depan membuat remaja rentan mengalami kesedihan berkepanjangan, kehilangan motivasi, bahkan muncul pikiran untuk menyerah. Islam menekankan pentingnya menjaga kesehatan jiwa karena jiwa yang sehat adalah pondasi bagi kehidupan yang seimbang dan produktif.
Apa itu Depresi pada Remaja?
Depresi adalah gangguan emosional yang ditandai dengan perasaan sedih mendalam, kehilangan minat, dan ketidakmampuan menikmati aktivitas sehari-hari. Menurut WHO, depresi dapat memengaruhi fungsi sosial, akademik, dan hubungan interpersonal remaja.
Gejala yang sering muncul meliputi perubahan suasana hati yang ekstrem, hilangnya motivasi, perasaan putus asa atau tidak berharga, gangguan tidur, kesulitan konsentrasi, dan menarik diri dari teman sebaya. Setiap individu dapat mengalami gejala yang berbeda, sehingga pemahaman yang mendalam sangat diperlukan.
Penyebab Depresi pada Remaja
Beberapa faktor yang umum memicu depresi adalah:
- Tekanan akademik dan ekspektasi orang tua, yang menimbulkan stres kronis.
- Masalah keluarga, seperti perceraian atau kurangnya perhatian emosional.
- Pergaulan dan bullying, termasuk penolakan sosial atau ejekan teman.
- Perubahan fisik dan hormonal, membuat remaja lebih sensitif terhadap tekanan emosional.
- Pengaruh media sosial, seperti membandingkan diri dengan orang lain atau terpapar berita negatif.
Perspektif Islam tentang Depresi
Islam mengakui adanya ujian hidup, termasuk tekanan emosional. Allah SWT berfirman:
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (QS. Al-Baqarah: 286)
Nabi Muhammad SAW juga menekankan pentingnya menjaga keseimbangan emosi:
“Apabila salah seorang di antara kalian sedih atau cemas, hendaklah ia berdzikir, memohon ampunan Allah, dan bersedekah.” (HR. Ahmad)
Imam Al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumuddin menegaskan bahwa menjaga hati adalah bagian dari ibadah, karena hati yang sehat memudahkan seseorang menghadapi ujian kehidupan.
Strategi Menghadapi Depresi
Beberapa langkah yang bisa dilakukan remaja antara lain:
- Mendekatkan diri kepada Allah, melalui dzikir, doa, shalat, dan membaca Al-Qur’an. QS. Ar-Ra’d: 28 menyebutkan, “Sesungguhnya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.”
- Memelihara hubungan sosial positif, dengan keluarga dan sahabat sebagai tempat curhat dan dukungan.
- Menjaga kesehatan fisik, seperti olahraga rutin, tidur cukup, dan pola makan seimbang.
- Konsultasi profesional, jika gejala depresi berat, karena Islam menganjurkan ikhtiar mencari pengobatan (HR. Abu Dawud).
- Refleksi diri, melalui tafakur, muhasabah, atau menulis jurnal untuk memahami perasaan dan pikiran.
Menemukan Tujuan Hidup
Salah satu kunci motivasi adalah menemukan tujuan hidup (maq?id al-?ay?h). Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain.” (HR. Ahmad)
Mengetahui tujuan hidup memberi motivasi batin yang kuat, membuat remaja lebih mampu menghadapi tekanan, dan menjadikan hidup lebih bermakna. QS. Al-Mu’minun: 115 mengingatkan, “Apakah kamu mengira bahwa Kami menciptakan kamu secara sia-sia, dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?”
Kisah Nabi Yusuf AS menjadi inspirasi bagi remaja. Meskipun mengalami pengkhianatan, penjara, dan kesulitan besar, ia tetap bersabar, berdoa, dan akhirnya menjadi pemimpin yang memberi manfaat bagi banyak orang (QS. Yusuf: 4-101).
Kesimpulan
Depresi pada remaja adalah tantangan yang nyata, tetapi dapat diatasi dengan kesadaran diri, pemahaman penyebab, dan motivasi hidup yang kuat. Islam mengajarkan bahwa setiap ujian memiliki hikmah dan solusi, serta menekankan pentingnya menjaga kesehatan jiwa melalui doa, dzikir, ibadah, dan mendekatkan diri kepada Allah.
Dengan memahami makna hidup, meneladani kisah para Nabi, dan terus memperkuat iman, remaja dapat melewati masa sulit, menemukan keseimbangan emosional, dan menjadi pribadi yang lebih kuat serta bermanfaat bagi orang lain.
Artikel Lainnya
Islam Mengajarkan Produktivitas: Mulai dari Bangun Pagi Hingga Pulang Kerja
Hidup: Bukan Tentang Seberapa Cepat, Tapi Seberapa Sungguh Kita Menjalani
Like dan Komentar: Bagaimana Islam Menilai Interaksi Digital?
Menjadi Muslim yang Bijak di Dunia Maya: Bukan Sekadar Viral
Kadang Melepas Lebih Menenangkan daripada Mempertahankan
Rahasia Otak Manusia: Kenapa Kita Sulit Fokus?

Info Rekening Zakat
Mari tunaikan zakat Anda dengan mentransfer ke rekening zakat.
BAZNAS
