Menjadi Muslim yang Bijak di Dunia Maya: Bukan Sekadar Viral
11/12/2025 | Penulis: Yessi Ade Lia Putri
Bijak di dunia maya, jaga kata dan niat
Di era digital, kita hidup dalam dunia yang serba cepat. Informasi beredar hanya dalam hitungan detik, dan setiap orang memiliki kesempatan untuk berbicara kepada publik tanpa batas. Namun, kebebasan ini sering disalahgunakan demi sensasi dan keinginan untuk viral. Islam mengajarkan bahwa setiap ucapan, tulisan, dan tindakan manusia akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah, termasuk aktivitas kita di dunia maya.
Dunia digital bukan ruang bebas nilai. Ia adalah bagian dari kehidupan yang tercatat oleh malaikat sebagaimana firman Allah:
“Tidak ada suatu kata pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu siap mencatat.”
(QS. Qaf: 18)
Ayat ini mencakup kata lisan maupun tulisan. Setiap komentar, unggahan, dan pesan menggambarkan siapa diri kita sebenarnya.
1. Media Sosial: Antara Pahala dan Dosa
Di media sosial, seseorang dapat dengan mudah berbuat baik atau justru terjerumus pada dosa. Salah satu bentuk dosa besar yang sering terjadi adalah menyebarkan berita tanpa tabayyun. Allah memperingatkan dalam QS. Al-Hujurat ayat 6 agar kita memverifikasi kebenaran setiap informasi sebelum membagikannya.
Rasulullah ? juga menekankan pentingnya menjaga ucapan:
“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam.”
(HR. Bukhari & Muslim)
Dalam konteks digital, ini berarti kita harus memastikan setiap unggahan membawa kebaikan, bukan kemudaratan.
2. Bahaya Mengejar Viral
Tidak sedikit orang yang berlomba-lomba membuat konten yang mengundang sensasi demi popularitas. Padahal Rasulullah ? mengingatkan bahwa niat adalah dasar diterima atau ditolaknya sebuah amal.
“Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya.”
(HR. Bukhari)
Mengejar viral untuk ketenaran dapat menjerumuskan seseorang pada riya, sebuah penyakit hati yang sangat berbahaya. Lebih buruk lagi, ada yang membuka aib orang lain demi mendapatkan perhatian. Padahal Allah melarang keras ghibah dalam QS. Al-Hujurat ayat 12 dan Rasulullah ? menjanjikan pahala besar bagi orang yang menutupi aib saudaranya.
3. Etika Muslim Menurut Ulama
• Imam Al-Ghazali
Beliau menekankan bahwa seluruh anggota tubuh harus dijaga dari perbuatan dosa. Jika diterapkan pada era sekarang, jari dan keyboard pun termasuk yang harus dijaga dari menuliskan keburukan.
• Ibn Qayyim
Ibn Qayyim menyatakan bahwa setiap ucapan adalah kesaksian hati. Ini berarti unggahan kita mencerminkan akhlak kita.
• Syaikh Ibn Utsaimin
Beliau menegaskan bahwa menyinggung orang lain melalui tulisan hukumnya sama seperti menyakiti lewat ucapan lisan — keduanya haram.
4. Prinsip Menjadi Muslim Bijak di Dunia Maya
1. Tahan diri sebelum menulis — pikirkan dampaknya.
2. Saring sebelum sharing — verifikasi sebelum menyebarkan informasi.
3. Fokus pada manfaat, bukan popularitas.
4. Tahan emosi saat berdiskusi.
5. Gunakan media sosial sebagai sarana dakwah dan kebaikan.
Kesimpulan
Menjadi Muslim yang bijak di dunia maya berarti menjadikan setiap aktivitas digital sebagai cermin akhlak kita. Islam telah mengajarkan bahwa ucapan, tulisan, dan tindakan adalah bagian dari identitas iman. Dengan menahan diri dari konten negatif, berhati-hati sebelum menyebarkan informasi, dan menjaga niat agar tetap bersih, kita sedang membangun jejak amal yang akan kita pertanggungjawabkan kelak.
Artikel Lainnya
Hidup: Bukan Tentang Seberapa Cepat, Tapi Seberapa Sungguh Kita Menjalani
Islam Mengajarkan Produktivitas: Mulai dari Bangun Pagi Hingga Pulang Kerja
Jika Hari Ini Terasa Berat, Ingatlah Kamu Pernah Menang Kemarin
Ketika Dunia Tidak Ramah, Jadilah Rumah untuk Dirimu Sendiri
Islam Mengajarkan Setiap Kesulitan Pasti Ada Kemudahan — Benarkah?
Depresi di Usia Remaja: Kenali, Hadapi, dan Bangkit

Info Rekening Zakat
Mari tunaikan zakat Anda dengan mentransfer ke rekening zakat.
BAZNAS
