WhatsApp Icon
Menghidupkan Kembali Empati: Tantangan Akhlak di Era Modern dalam Pandangan Islam

Perkembangan zaman modern membawa berbagai kemudahan dalam kehidupan manusia. Kemajuan teknologi, media sosial, dan globalisasi telah mempercepat arus informasi serta memperluas interaksi antarindividu. Namun, di balik manfaat tersebut, muncul tantangan serius dalam aspek akhlak, salah satunya adalah melemahnya empati. Sikap individualistis, minim kepedulian terhadap penderitaan orang lain, serta mudahnya melontarkan ujaran kebencian menjadi fenomena yang semakin sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam Islam, empati bukan sekadar nilai sosial, melainkan bagian dari akhlak mulia (akhlaq al-karimah) yang mencerminkan kualitas iman seseorang. Seorang Muslim tidak hanya dituntut untuk taat dalam ibadah ritual, tetapi juga memiliki kepedulian dan kepekaan sosial terhadap sesama manusia.

Konsep Empati dalam Islam

Empati dalam Islam berkaitan erat dengan konsep rahmah (kasih sayang), ta’awun (tolong-menolong), dan ukhuwah (persaudaraan). Seorang Muslim dianjurkan untuk mampu merasakan kesulitan orang lain dan terdorong untuk membantu sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Empati tidak berhenti pada rasa iba, tetapi harus diwujudkan dalam sikap dan tindakan nyata yang membawa manfaat.

Dalil Al-Qur’an dan Hadits

Al-Qur’an menegaskan bahwa Islam adalah agama yang dibangun di atas kasih sayang. Allah SWT berfirman:

“Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad), melainkan sebagai rahmat bagi seluruh alam.”
(QS. Al-Anbiya’: 107)

Ayat ini menunjukkan bahwa teladan Rasulullah ? adalah rahmat dan kepedulian universal. Allah juga memerintahkan umat manusia untuk saling menolong dalam kebaikan:

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam kebajikan dan takwa.”
(QS. Al-Ma’idah: 2)

Rasulullah ? pun menegaskan pentingnya empati melalui sabdanya:

“Tidak beriman salah seorang di antara kalian hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits ini menunjukkan bahwa empati merupakan indikator kesempurnaan iman.

Pandangan Ulama

Imam Al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumuddin menjelaskan bahwa hati yang lembut dan peduli terhadap sesama merupakan tanda kedekatan seorang hamba dengan Allah. Kerasnya hati dan ketidakpedulian sosial, menurut beliau, adalah penyakit rohani yang harus diobati.

Ibn Qayyim Al-Jauziyyah menegaskan bahwa kasih sayang adalah inti syariat Islam. Sementara Imam An-Nawawi menekankan bahwa mencintai kebaikan bagi orang lain merupakan prinsip dasar akhlak yang harus diwujudkan dalam kehidupan nyata.

Tantangan dan Aksi Nyata

Empati di era modern menghadapi tantangan berupa individualisme, kesibukan hidup, serta pengaruh negatif media sosial. Oleh karena itu, empati perlu dihidupkan kembali melalui tindakan sederhana seperti menjaga lisan dan tulisan, membantu sesama, memperkuat silaturahmi, serta aktif dalam kegiatan sosial dan keagamaan.

Kesimpulan

Empati adalah fondasi penting dalam akhlak Islam yang berlandaskan kasih sayang dan kepedulian sosial. Al-Qur’an, hadits, dan pandangan para ulama telah memberikan panduan jelas bahwa iman sejati harus tercermin dalam sikap peduli terhadap sesama. Di tengah tantangan era modern, setiap Muslim memiliki tanggung jawab untuk menghidupkan kembali empati melalui amal nyata.

 

17/12/2025 | Kontributor: Yessi Ade Lia Putri
UMKM Naik Kelas: Strategi Bisnis Halal dan Berkah Menurut Prinsip Ekonomi Islam

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memiliki peran penting dalam menggerakkan perekonomian masyarakat. Selain menjadi sumber penghidupan bagi banyak keluarga, UMKM juga berkontribusi besar dalam menciptakan lapangan kerja dan memperkuat ekonomi umat. Namun, tantangan UMKM saat ini bukan hanya bertahan, melainkan mampu naik kelas menjadi usaha yang profesional, berdaya saing, dan berkelanjutan.

Dalam perspektif Islam, kegiatan bisnis tidak semata-mata berorientasi pada keuntungan materi. Islam mengajarkan bahwa usaha harus dijalankan secara halal dan penuh keberkahan agar membawa kebaikan bagi pelaku usaha dan masyarakat.

 

Konsep Bisnis Halal dan Berkah dalam Islam

Bisnis halal dalam Islam mencakup seluruh proses usaha, mulai dari sumber modal, bahan baku, proses produksi, hingga distribusi. Usaha yang terbebas dari unsur riba, penipuan, dan ketidakjelasan akan menghadirkan ketenangan batin serta kepercayaan konsumen.

Allah SWT berfirman:
“Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik yang telah Kami berikan kepadamu.”
(QS. Al-Baqarah: 172)

Ayat ini menegaskan bahwa rezeki yang halal dan baik menjadi fondasi utama dalam aktivitas ekonomi seorang Muslim.

 

Landasan Al-Qur’an dan Hadits dalam Aktivitas Usaha

Islam memberikan panduan tegas terkait etika bisnis. Salah satu prinsip utamanya adalah larangan riba serta keharusan berlaku jujur dalam transaksi. Rasulullah ? bersabda:

“Pedagang yang jujur dan amanah akan bersama para nabi, orang-orang shiddiq, dan para syuhada.”
(HR. At-Tirmidzi)

Hadits ini menunjukkan bahwa kejujuran dalam bisnis memiliki kedudukan mulia di sisi Allah.

 

Pandangan Ulama tentang Etika Bisnis

Imam Al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumuddin menjelaskan bahwa mencari nafkah dengan cara halal merupakan bagian dari ibadah. Ibn Qayyim al-Jawziyyah menegaskan bahwa muamalah harus berlandaskan keadilan dan kemaslahatan. Dengan demikian, keuntungan dalam Islam bukanlah tujuan utama, melainkan sarana untuk menghadirkan manfaat yang lebih luas.

 

Strategi UMKM Naik Kelas Berbasis Ekonomi Islam

Agar UMKM dapat berkembang secara berkelanjutan, beberapa strategi berikut dapat diterapkan:

1.     Menjamin kehalalan produk dan proses usaha

2.     Mengelola keuangan secara syariah dan transparan

3.     Menjunjung kejujuran serta keterbukaan informasi

4.     Meningkatkan kualitas produk dan profesionalisme kerja

5.     Menguatkan tanggung jawab sosial kepada masyarakat

Strategi ini membantu UMKM membangun kepercayaan pasar sekaligus menjaga nilai-nilai syariah.

 

Niat dan Etos Kerja Islami dalam Dunia Usaha

Keberhasilan usaha tidak hanya ditentukan oleh strategi, tetapi juga oleh niat pelaku usaha. Rasulullah ? bersabda:
“Sesungguhnya setiap amal tergantung pada niatnya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Niat yang lurus akan melahirkan etos kerja islami seperti amanah, disiplin, kerja keras, dan istiqamah, sehingga usaha tidak hanya tumbuh secara ekonomi, tetapi juga bernilai ibadah.

 

Kesimpulan

UMKM yang ingin naik kelas perlu memadukan profesionalisme bisnis dengan nilai-nilai ekonomi Islam. Kehalalan usaha, kejujuran, kualitas kerja, serta kepedulian sosial merupakan kunci keberhasilan yang berkelanjutan. Ketika bisnis dijalankan dengan niat ibadah dan etos kerja islami, usaha tersebut tidak hanya menghasilkan keuntungan materi, tetapi juga mendatangkan ketenangan dan keberkahan.

 

17/12/2025 | Kontributor: Yessi Ade Lia Putri
Ketika Tubuh Berbicara: Pentingnya Menjaga Kesehatan sebagai Amanah dalam Islam

Dalam kesibukan hidup modern, manusia sering kali baru menyadari pentingnya kesehatan ketika tubuh mulai “berbicara”. Rasa lelah yang berkepanjangan, sakit yang datang berulang, atau emosi yang tidak stabil sering dianggap sepele hingga akhirnya mengganggu ibadah, pekerjaan, dan hubungan sosial. Islam memandang tubuh bukan sekadar alat untuk menjalani kehidupan, tetapi sebagai amanah dari Allah yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban.

Tubuh sebagai Amanah dari Allah

Islam menegaskan bahwa segala yang dimiliki manusia adalah titipan Allah, termasuk tubuh. Allah berfirman:

“Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggungjawaban.”
(QS. Al-Isra: 36)

Ayat ini menegaskan bahwa tubuh bukan milik mutlak manusia. Para ulama menjelaskan bahwa menjaga kesehatan termasuk bagian dari menjaga amanah tersebut. Imam Al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumuddin menyebut tubuh sebagai “kendaraan” bagi ruh. Jika kendaraan itu rusak karena kelalaian, maka ibadah dan ketaatan pun akan terhambat.

Kesehatan sebagai Nikmat yang Sering Diabaikan

Rasulullah ? mengingatkan umatnya agar tidak meremehkan nikmat sehat. Beliau bersabda:

“Ada dua nikmat yang banyak manusia tertipu di dalamnya: kesehatan dan waktu luang.”
(HR. Bukhari)

Hadits ini menunjukkan bahwa kesehatan sering baru disadari nilainya ketika sudah hilang. Islam mendorong umatnya untuk bersyukur atas nikmat sehat, dan salah satu bentuk syukur tersebut adalah dengan menjaganya secara sadar dan bertanggung jawab.

Menjaga Kesehatan sebagai Bagian dari Ibadah

Dalam Islam, ibadah tidak hanya terbatas pada shalat dan puasa. Setiap aktivitas yang diniatkan untuk menaati Allah bernilai ibadah, termasuk menjaga kesehatan. Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah menjelaskan bahwa menjaga tubuh agar tetap sehat merupakan bagian dari tujuan syariat, khususnya dalam menjaga jiwa (hifz an-nafs).

Rasulullah ? juga bersabda:

“Sesungguhnya tubuhmu memiliki hak atasmu.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits ini menegaskan pentingnya keseimbangan antara ibadah dan pemenuhan hak tubuh, seperti istirahat, makan yang cukup, dan tidak memaksakan diri.

Panduan Islam dalam Menjaga Kesehatan

Islam memberikan panduan praktis yang relevan sepanjang zaman. Allah berfirman:

“Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan.”
(QS. Al-A’raf: 31)

Prinsip ini menegaskan pentingnya pola makan seimbang. Selain itu, kebersihan menjadi fondasi kesehatan, sebagaimana sabda Rasulullah ?: “Kebersihan adalah sebagian dari iman.” Islam juga mendorong aktivitas fisik dan menjaga kesehatan mental melalui dzikir, doa, dan tawakal, karena ketenangan hati berpengaruh besar terhadap kondisi tubuh.

Ketika Tubuh Berbicara: Dengarkan dan Bertindak

Lelah berkepanjangan, sakit berulang, dan stres adalah sinyal yang tidak boleh diabaikan. Allah berfirman:

“Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan.”
(QS. Al-Baqarah: 195)

Mengabaikan kesehatan berarti mengabaikan amanah. Seorang Muslim diajarkan untuk peka terhadap kondisi tubuh, beristirahat saat lelah, dan berikhtiar ketika sakit.

Kesimpulan

Menjaga kesehatan dalam Islam bukanlah urusan sampingan, melainkan bagian dari amanah dan bentuk nyata ketaatan kepada Allah. Tubuh yang sehat memungkinkan seseorang beribadah dengan lebih khusyuk, bekerja dengan optimal, serta memberi manfaat bagi orang lain. Al-Qur’an, hadits, dan pandangan para ulama menegaskan bahwa merawat jasmani dan rohani adalah wujud syukur atas nikmat Allah. Ketika tubuh mulai “berbicara”, Islam mengajarkan kita untuk mendengarkan, memperbaiki gaya hidup, dan menjaga diri agar tetap berada dalam jalan kebaikan yang diridhai-Nya.

 

16/12/2025 | Kontributor: Yessi Ade Lia Putri
Bangkit Tanpa Menunggu Sempurna: Kekuatan Tawakal dalam Mengubah Hidup

Dalam perjalanan hidup, banyak orang enggan melangkah karena takut salah, gagal, atau merasa belum cukup baik. Rasa ragu ini sering membuat seseorang menunda keputusan dan menunggu kondisi ideal yang tak kunjung datang. Padahal dalam Islam, Allah tidak pernah menuntut hamba-Nya untuk menjadi sempurna sebelum memulai. Yang Allah minta adalah usaha terbaik, lalu bersandar sepenuhnya kepada-Nya. Sikap inilah yang disebut tawakal.

Makna Tawakal dalam Islam

Secara bahasa, tawakal berarti bersandar sepenuhnya. Sedangkan menurut istilah, tawakal adalah mengambil sebab dengan maksimal lalu menyerahkan hasil sepenuhnya kepada Allah. Ibnul Qayyim menyebut tawakal sebagai separuh agama, sementara separuh lainnya adalah kembali kepada Allah. Imam Ahmad menegaskan bahwa tawakal adalah amal hati, bukan sekadar ucapan. Ini menunjukkan bahwa tawakal bukan pasrah tanpa usaha, melainkan keyakinan yang disertai ikhtiar.

Dalil Al-Qur’an tentang Kekuatan Tawakal

Al-Qur’an menempatkan tawakal sebagai sumber kekuatan hidup. Allah mencintai orang-orang yang bertawakal dan menjanjikan jalan keluar serta rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka bagi mereka yang bertakwa dan berserah diri kepada-Nya. Tawakal bukan hanya menenangkan hati, tetapi juga membuka pertolongan Allah dalam kehidupan nyata.

Hadits Nabi tentang Tawakal dan Usaha

Rasulullah SAW menjelaskan tawakal melalui perumpamaan burung yang pergi pagi hari dalam keadaan lapar dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang. Burung tidak menunggu rezeki datang, tetapi bergerak dan berusaha. Hadits ini menegaskan bahwa tawakal harus selalu berjalan seiring dengan usaha.

Pandangan Ulama tentang Tawakal

Imam Al-Ghazali menjelaskan bahwa usaha adalah bentuk ketaatan, sedangkan tawakal adalah penyerahan hati. Ibnu Taymiyyah menyatakan bahwa orang yang bertawakal tidak takut miskin dan tidak takut gagal, karena keyakinannya hanya tertuju kepada Allah. Tawakal memberi keberanian untuk memulai meski diri belum sempurna.

Mengapa Kita Harus Bangkit Tanpa Menunggu Sempurna

Banyak orang terjebak pada keinginan untuk menunggu kesiapan yang sempurna. Islam menolak cara berpikir ini. Tidak perlu menunggu mental kuat, kemampuan tinggi, atau keadaan ideal. Allah hanya meminta manusia untuk mulai melangkah, mengambil sebab terbaik, dan menyerahkan hasil kepada-Nya.

Kesimpulan

Tawakal adalah kekuatan yang membuat seseorang berani bangkit tanpa harus menunggu sempurna. Dengan tawakal, hati menjadi lebih tenang dan langkah terasa lebih ringan. Tawakal mengajarkan bahwa tugas manusia adalah berusaha sebaik mungkin, sementara hasil sepenuhnya berada dalam kuasa Allah. Sebagai wujud nyata pengamalan tawakal, kita diajak untuk memperbanyak amal kebaikan, salah satunya melalui sedekah. Memberi dengan ikhlas adalah bentuk keyakinan bahwa Allah tidak akan mengurangi rezeki, melainkan melipatgandakannya. Semoga dengan bertawakal dan membiasakan diri bersedekah, hidup kita dipenuhi keberkahan, dilapangkan rezeki, dan dikuatkan hati untuk terus bangkit.

 

15/12/2025 | Kontributor: Yessi Ade Lia Putri
Belajar Bukan Sekadar Hafalan: Menemukan Makna Ilmu Menurut Perspektif Islam

Belajar dalam Islam bukan hanya soal mengumpulkan informasi atau menghafal kalimat tanpa makna. Ilmu dalam pandangan Islam adalah cahaya yang membimbing hati, menuntun akhlak, dan mengarahkan seseorang menuju kedekatan dengan Allah. Karena itu, proses belajar yang ideal menurut Islam bukanlah sekadar memenuhi pikiran, melainkan proses yang menghidupkan hati dan menumbuhkan amal saleh.

1. Kedudukan Ilmu dalam Islam

Ilmu memiliki kedudukan yang sangat mulia. Allah berfirman:

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman dan yang diberi ilmu beberapa derajat.”
(QS. Al-Muj?dilah: 11)

Ayat ini menunjukkan bahwa ilmu bukan hanya dimiliki, tetapi diamalkan. Imam Al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumuddin menegaskan bahwa ilmu yang tidak mendorong seseorang untuk melakukan amal saleh adalah ilmu yang tidak bermanfaat.

Hal ini sejalan dengan firman Allah:

“Sesungguhnya yang takut kepada Allah hanyalah ulama.”
(QS. F?thir: 28)

Maknanya, ilmu sejati harus menumbuhkan rasa takut, tunduk, dan cinta kepada Allah.

2. Belajar Tidak Hanya Menghafal

Walaupun menghafal memiliki nilai dalam Islam, terutama terkait Al-Qur’an, para ulama sejak dahulu menekankan bahwa pemahaman lebih utama daripada hafalan.

Rasulullah ? bersabda:

“Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan, maka Allah jadikan ia paham agama.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Nabi tidak mengatakan menghafal agama, melainkan memahami agama.

Imam Malik berkata:

“Ilmu itu bukan banyaknya riwayat, namun cahaya yang Allah letakkan dalam hati.”

Demikian pula Ibnul Qayyim menegaskan bahwa ilmu yang tidak menghasilkan amal ibarat pohon tanpa buah—terlihat besar, tetapi tidak memberi manfaat.

3. Ilmu sebagai Renungan dan Amalan

Al-Qur’an berkali-kali mengajak manusia untuk merenungkan dan memahami, bukan hanya membaca.

“Maka apakah mereka tidak merenungkan Al-Qur’an?”
(QS. An-Nis?’: 82)

Belajar dalam Islam harus membuat seseorang lebih peka terhadap hikmah kehidupan, lebih bijak, dan lebih berakhlak.

Imam Nawawi menambahkan bahwa menuntut ilmu adalah ibadah terbesar setelah ibadah wajib, menunjukkan bahwa belajar adalah amal besar jika diniatkan karena Allah.

4. Aksi Nyata Menjadikan Belajar Bermakna

Agar belajar tidak berhenti pada hafalan, berikut langkah nyata yang dapat dilakukan:

1.     Meluruskan niat — belajar untuk mencari ridha Allah, bukan popularitas.

2.     Fokus pada pemahaman — gunakan catatan, diskusi, atau peta konsep.

3.     Menghubungkan ilmu dengan kehidupan — renungkan bagaimana ilmu dapat memperbaiki diri.

4.     Mengamalkan ilmu sedikit demi sedikit — ilmu tanpa praktik hanyalah teori kosong.

5.     Mengajarkan kepada orang lain — karena mengajar memperkuat pemahaman.

6.     Menjaga adab penuntut ilmu — rendah hati, menghormati guru, dan menghindari perdebatan sia-sia.

7.     Evaluasi harian — tulis apa yang dipelajari dan bagaimana akan diamalkan.

 

Kesimpulan

Belajar dalam Islam bukan tentang seberapa banyak hafalan yang kita miliki, tetapi seberapa dalam ilmu itu mengubah hati dan kehidupan kita. Al-Qur’an dan hadits, serta pandangan ulama besar, sepakat bahwa ilmu harus melahirkan pemahaman, akhlak, dan amal.

Ilmu yang tidak dipahami hanya menjadi beban, tetapi ilmu yang diamalkan akan menjadi cahaya yang membimbing hidup hingga akhirat.

Semoga kita menjadi penuntut ilmu yang bukan hanya cerdas secara akademik, tetapi juga bijaksana, berakhlak mulia, dan dekat dengan Allah.

 

12/12/2025 | Kontributor: Yessi Ade Lia Putri

Artikel Terbaru

Adab-Adab Berpuasa yang Harus Diperhatikan
Adab-Adab Berpuasa yang Harus Diperhatikan
Salah satu ibadah yang wajib dilakukan oleh umat muslim adalah berpuasa di bulan Ramadan. puasa ramadan yaitu puasa yang dilakukan sebulan penuh untuk meraih gelar takwa sesuai dengan perintah Allah swt dalam surat Al-Baqarah : 183 Artinya : "Wahai orang-orang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu. (Berpuasa) agar kamu bertakwa.” Dalam menjalankan ibadah puasa kita diharuskan menahan dahaga dan lapar dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Namun, tidak hanya hal itu saja yang perlu diperhatikan, ada adab-adab berpuasa yang harus sahabat ketahui agar puasa sahabat berkualitas dan tidak berkurang pahalanya. Adapun adab-adab puasa diantarannya sebagai berikut : 1. Sahur di Akhir Waktu Untuk menyipkan energi berpuasa seharian, tentu kita memerlukan asupan makanan. Oleh karena itu sahabat jangan sampai melewatkan sahur. Apalagi terdapat keberkahan dalam waktu sahur. Dan betapa baiknya Allah swt yang menjadikan sahur di penghunjung waktu sebagai sebuah keutamaann. Hal ini berdasarkan hadits Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu sebagai berikut: Artinya:“Segerakanlah berbuka dan akhirkanlah sahur.” Sementara untuk makanan sahur sebaik-baiknya adalah kurma. Sahur merupakan pembeda kita ummat muslim dengan ahli Kitab. "Dan sebaik-baik makanan sahur adalah kurma". (HR. Abu Dawud, no. 2345) . 2. Segerakan Berbuka Untuk sahur memang dianjurkan diakhirkan, tapi untuk bebuka puasa lebih utama disegerakan. Oleh karena itu, segeralah sahabat berbuka bila telah datang waktunya karena Rasulullah Saw bersabda : "orang-orang senantiasa tetap dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka". (HR. Bukhari, jilid 4, hal 198). Rasulullah Saw biasa berbuka dengan melakukan sholat, dengan makan beberapa biji kurma mengkal atau kurma matang, dan beberapa teguk air minum (HR. Tirmidzi, jilid 3, hal 79). Sunahnya memakan kurma terlebih dahulu dengan mengucapkan bismillah barulah meminum air. Dan membaca Artinya: "Telah hilang rasa haus, dan urat-urat telah basah serta pahala telah tetap, insya Allah. (HR. Abu Dawud, jilid 2, hal 765) . 3. Hindari Pembicaraan yang sia-sia Hindarilah pembicaraan yang sia-sia karena Rasulullah Saw bersabda "pada hari seseorang diantara kalian sedang berpuasa maka janganlah diantaran Kalian berbicara serono, berbicara sia-sia". (HR. Bukhari, No. 1904). hal Ini bisa bermakna jatuh pada perbuatan maksiat, seperti menggunjing, gibah, berkata jorok, dan dusta. karena perbuatan-perbuatan tersebut dapat menghapus seluruh perbuatan puasanya 4. Membentengi diri dari hawa nafsu Meski yang membatalkan puasa adalah makan dan minum, namun sejatinya puasa jugalah tentang menahan hawa nafsu. Usahakanlah untuk menghindari perbuatan yang membuat pertengkaran, dan bila ada yang hendak menyerang atau memaki katakanlah jika sahabat sedang berpuasa. Karena Rasulullah Saw bersabda "Dan jika seseorang menyerangnya atau memakinya maka hendaklah ia menghindari perbuatan tersebut, dan berkata, "aku sedang puasa, aku sedang puasa". (HR. Bukhari No.1894) 5. Tidak Makan Berlebihan Saat berpuasa memang terasa semua makanan dan minuman yang berseliwuran terlihat nikmat. Seringkali hal ini membuat kita kalap membeli ini itu dan ingin mencicipi banyak makanan. Rasulullah Saw bersabda "tidak ada bejana dipenuhi oleh manusia yang lebih buruk dari pada perutnya". (HR. Tirmidzi, No 2380). Sahabat usahakan mengonsumsi makanan yang cukup dan tidak menuruti hawa nafsu. Sebaiknya kita juga berhenti sebelum perut terasa kenyang. 6. Dermawan, gemar berbagi Salah satu yang dianjurkan saat berpuasa adalah perbanyak ibadah. Salah satu ibadah yang bisa sahabat lakuka adalah dengan memberi makan orang yang berpuasa atau berbagi satu sama lain. Rasulullah Saw bersabda "sesungguhnya di surga itu ada kamar-kamar yang bagian dari luarnya terlihat dari dalam, dan bagian luarnya tampak dari luar, yang disediakan oleh orang-orang yang memberi makan, memperlembut pembicaraan, senang berpuasa dan sholat di malam hari diwaktu manusia tertidur pulas". (HR. Ahmad, jilid 5, hal 343). Insya Allah ada kamar-kamar yang disediakan di surga untuk mereka yang memberi makan orang lain. Sahabat, itulah beberapa hal yang perlu kita perhatikan saat berpuasa. Jangan sampai kita berpuasa hanya mendapatkan rasa haus dan lapar saja.
ARTIKEL16/09/2025 | Yessi Ade Lia Putri
Ghibah sebagai Penggugur Pahala Berpuasa
Ghibah sebagai Penggugur Pahala Berpuasa
Puasa di bulan Ramadan merupakan salah satu ibadah wajib bagi umat Islam yang bertujuan untuk meningkatkan ketakwaan. Namun, ada berbagai hal yang dapat mengurangi atau bahkan menggugurkan pahala puasa, salah satunya adalah ghibah. Ghibah atau menggunjing orang lain dikecam dalam Islam karena dapat merusak hubungan sosial dan mengotori hati. Definisi Ghibah dalam Islam Secara bahasa, ghibah berarti menyebutkan keburukan seseorang yang jika ia mendengarnya, ia akan merasa tidak senang. Rasulullah ? menjelaskan dalam sebuah hadits: “Tahukah kalian apa itu ghibah? Mereka menjawab, ‘Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.’ Beliau berkata, ‘Yaitu engkau menyebut saudaramu dengan sesuatu yang ia benci.’ Seseorang bertanya, ‘Bagaimana jika yang aku katakan itu benar?’ Rasulullah ? menjawab, ‘Jika benar, berarti engkau telah menggunjingnya, dan jika tidak benar, maka engkau telah memfitnahnya.’” (HR. Muslim No. 2589) Berdasarkan kesepakan ulama ghibah bahkan hukumnya diharamkan, Rasulullah juga menyamakan ghibah dengan sama saja memakan daging saudara sendiri yang telah mati. Artinya itu adalah hal yang menjijikan. Perlu kita waspadai jika Ghibah mencakup berbagai bentuk, baik dalam lisan maupun tulisan. Meski kita tidak membicarakan secara lisan namun menggunakan tulisan atau hate comment di sosial media juga bisa termasuk kedalam ghibah. Hukum Ghibah saat Berpuasa Sudah jelas kita ketahui jika mekakukan ghibah saat tidak berpuasa saja dilarang lalu bagaimana jika saat berpuasa? Apakah akan membatalkan puasa? Pada dasarnya puasa bukan hanya sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menahan diri dari segala bentuk perbuatan yang bisa mengurangi nilai ibadah tersebut. Setidaknya ada lima hal yang dapat mengugurkan pahala puasa berdasarkan hadist rasulullah “Diriwayatkan dari Anas ra, Rasulullah saw. bersabda : Ada lima perbuatan yang menghapus pahala puasa, yaitu : berbohong, menggunjing, mengadu orang, bersumpah palsu dan memandang lain jenis dengan syahwat”. Ghibah atau menggunjing termasuk dalam kategori perbuatan buruk yang bisa menghilangkan pahala puasa. Sehingga, meskipun seseorang tetap menahan diri dari makan dan minum, namun jika ia tidak menjaga lisannya dari ghibah, puasanya menjadi sia-sia. Namun tidak membatalakn puasanya, artinya puasanya tetap sah. Hal ini dijelaskan oleh Imam An-Nawawi (wafat 676 H), dalam kitabnya Al-Majmu’ Syarhul Muhaddzab: “Apabila seseorang melakukan ghibah saat puasa, maka ia berdosa dan tidak batal puasanya menurut pandangan kita (mazhab Syafi’i), hal ini juga selaras dengan yang dikemukakan oleh mazhab Maliki, Hanafi dan Hanbali. Kecuali menurut pandangan Imam Al-Auza’i,menurutnya puasa batal disebabkan perbuatan ghibah dan wajib untuk diqadha.” (Muhyiddin Yahya bin Syaraf An-Nawawi, Al-Majmu’ Syarhul Muhaddzab, [Beirut: Dar Al-Fikr], juz VI, halaman 356). Pendapat yang dilontarkan oleh An-Nawawi ini kemudian didukung dengan pernyataan Syekh Sa’id bin Muhammad Baisyan (wafat 1270 H) dalam kitabnya: Artinya: “Apabila seseorang menggunjing (semisal), maka otomatis hasil dosa menggunjing dan pahala puasanya batal. Namun tidak dengan puasanya, sebab hanya menyimpang dari perkara sunah dimana dianjurkan agar menghindarkan puasa dari hal-hal itu (menggunjing), sebagaimana pemahaman beberapa hadits dan telah dijelaskan oleh Imam Asy-Syafi’i dan Ashabnya.” (Said bin Muhammad Baisyan, Busyral Karim bi Syarhi Masailit Ta’lim, [Jeddah: Dar Al-Minhaj], halaman 565). Berdasarkan refrensi diatas maka Ghibah menurut tinjauan fiqih dalam kondisi puasa, hukum puasanya tetap sah, hanya saja ia tidak memperoleh pahala ibadah puasa. Oleh karena itu, umat Muslim harus menjaga lisan dan tulisan dalam bentuk kebencian ataupun membuat hoax, terutama saat berpuasa, agar ibadahnya benar-benar diterima oleh Allah SWT. Apabila tidak sengaja melakukan ghibah saat berpuasa, segera istighfar. Kemudian berjanji untuk tidak mengulanginya, dan jika memungkinkan meminta maaf kepada orang yang telah dibicarakan. Kita juga perlu menjaga lingkungan kita dengan menghindari perkumpulan yang sering membicarakan orang lain, karena dosanya tetap sama meski kita hanya mendengarkan ghibah tanpa menegur atau menghindarinya.
ARTIKEL15/09/2025 | Khoirunisa
Inilah Tiga Keutamaan Surat Al Fatihah
Inilah Tiga Keutamaan Surat Al Fatihah
Keutamaan surat Al Fatihah tak terhingga banyaknya. Adakalanya digunakan sebagai pengobatan, pengusir kegundahan, meminta petunjuk dan pertolongan, penjagaan diri dan sebagainya. Al Fatihah berasal dari kata fataha, yaftahu, fathan, yang berarti pembukaan juga dapat pula berarti Kemenangan. Diartikan sebagai pembukaan karena surah al fatihah terletak pada bagian awal dari surah-surah yang lain dalam susunan mushaf Al Quran. Diartikan sebagai kemenangan karena berdasarkan pengertian yang terdapat dalam firman Allah swt yang berbunyi, Sungguh, Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata. (Q.S. al-Fath [48]: 1) Surat al fatihah juga memiliki nama lain, seperti yang dijelaskan oleh Hasbie as Shiddiqie dalam tTafsir Al-Qur’anul Majid, ada beberapa nama lain dari surat al fatihah, yaitu ummul kitab, ummul qur’an, sab’ul matsani, al-asas, fatihatul kitab, al-Kanz (pembendaharaan), al-wafiyah (yang amat sempurna), al-kafiyah (yang amat mencukupi), al-hamd (pujian), al-syukru (ucapan terimakasih), al-du’a (seruan dan permohonan), al-salat (sembahyang dan do’a), al-syafiyah (penyembuh), dan al-syifa’ (penawar). Sedangkan menurut Quraish Shihab, beberapa nama lain dari surat al fatihah yang dikenal pada masa Rasulullah yaitu al-Fatihah, Ummul Kitab atau Ummul Qur’an, dan as-Sab’ al-matsani. Adapun terkait dengan keutamaan surah Al-Fatihah, Imam muslim dalam shahih-nya dan An-Nasa’i dalam Sunan-nya menceritakan, “Diceritakan dari Abu al-Ahwash Salam bin Salim, dari Ammar bin Ruzaiq, dari Abdullah bin Isa bin Abdurrahman bin Abu Layla, dari Sa’id bin Jubair, dari Ibnu Abbas, ia bercerita, “ketika kami bersama Rasulullah Saw, dan didekat beliau ada malaikat Jibril a.s, tiba-tiba ia mendengar suara dari atas. Jibril memandang ke langit dan berkata, ‘pintu langit dibuka, pintu ini belum pernah dibuka sama sekali.’ Satu malaikat kemudia turun melalui pintu langit tersebut dan kemudian mendekati Rasulullah Saw, lalu berkata, ‘Selamat, berbahagialah atas dua cahaya yang telah diberikan kepadamu, (dimana cahaya ini adalah) anugerah yang belum pernah diberikan kepada nabi sebelum engkau, itulah Fatihah al-kitab dan akhir dari surah Al-Baqarah. Tidak ada satu pun huruf yang engkau baca dari keduanya, melainkan akan diberikan (pahalanya) kepadamu.” (Ibnu Katsir, dalam Tafsir al-Qur’an al-Adzim) Ada tiga keutamaan yang perlu kita ketahui dalam surah Al-Fatihah, antara lain; Merupakan surat yang paling utama dalam Al Quran Diriwayatkan oleh Ahmad dari Abi Sa’id Al-Mu’alla beliau berkata, “Aku sedang melaksanakan sholat (dimasjid), lalu Rasulullah Saw lewat, maka beliau memanggilku dan AKu tidak mendatangi beliau hingga shalat selesai, setelah itu aku mendatangi beliau, maka Rasulullah Saw berkata “ apa yang menahanmu sehingga kau tidak mendatangiku? Aku menjawab “ (Ya Rasulullah) saya sedang melaksanakan shalat”, maka beliau berkata “bukankah Allah Swt telah berfirman “wahai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan Rasulnya, apabila dia menyerumu kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepadamu..”(QS. Al-Anfal:24) kemudian beliau berkata kepadaku , ketahuilah bahwa aku akan mengajarkan kepada kalian surah yang paling mulia di dalam Al-Qur’an sebelum keluar dari masjid, setelah itu beliau pergi. Ketika Rasulullah hendak keluar dari masjid, maka Abi Sa’id Al-Mu’alla mengingatkan beliau (dengan lafadz): kemudian aku mengisyaratkan dengan tanganku ketika beliau hendak keluar, aku berkata “bukankah baginda berkata akan mengajarkan surah yang paling mulia dalam Al-Qur’an ?” beliau bersabda “ Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, adalah tujuh yang berulang-ulang dan Al-Qur’an yang mulia ada di dalamnya” Menjadi suatu syarat sahnya shalat Sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, “Berkata Muhammad bin ishaq bin Khuzaimah: telah menceritakan Mu’al bin Hisyam al-Yaskura, telah menceritakan Ismail bin Ulyah dari Muhammad bin Ishaq, telah menceritakan kepadaku Makh?l dari Mahmud bin al-Rabi’a dan dia menetap di iliya’ (suatu daerah antara madinah dan baitul maqdis), dari ‘Ub?dah bin Shamit berkata “Rasulullah Saw sholat bersama kami pada sholat subuh, maka beliau mengeraskan bacaan sholatnya. Setelah berpaling, beliau berkata “sesungguhnya aku ingin menunjukkan kepada kalian, yang kalian baca pada saat berada dibelakang imam. Aku berkata “ katakanlah kepada kami wahai Rasulullah” beliau bersabda “ maka tak ada bacaan selain ummul kitab, karena sesungguhnya tidak sah sholat bagi seseorang yang tidak membacanya” (HR. Ahmad. No 5/316) Dalam riwayat lain diceritakan, “menceritakan kepada kami Muhammad bin Abdullah ar-Raq?syi, menceritakan kepada kami Yazid bin Zari’a, menceritakan kepada kami Muhammad bin Ishaq, menceritakan kepada kami Yahya bin Abb?d, dari ayahnya, dari ‘Aisyah r.a berkata “Aku mendengar Rasulullah Saw bersabda, “Setiap sholat yang tidak dibaca dengannya (Al-Fatihah al-kitab) maka sholatnya kurang (tidak sempurna ( HR. Bukhari dalam kitabnya Jaz’ul qir?’ati) Dapat digunakan untuk mengobati penyakit Sayyid Muhammad Sa’ad Ibnu Alawi al-Idrus dalam kitab Fadha’il Suwar wa Ayat Qur’aniyyah, menjelaskan bahwasanya Abdul Malik Abu Umair mengatakan, “surah pembuka dalam Al-Qur’an adalah obat untuk segala sesuatu, surah itu adalah surah Al-Fatihah” Ibnu Qayyim juga mengatakan bahwa Fatihatul Kitab, as-Sab’ul matsani, Ummul Qur’an, merupakan ruqyah yang sempurna, obat yang bermanfaat, penjaga kekuatan, menghilangkan kesedihan, gundah, gelisah, ketakutan, serta kunci kekayaan dan kemenangan bagi orang yang mengetahui rahasia yang terkandung di dalamnya.” Kesimpulannya, surah al-Fatihah sungguh merupakan surah yang di dalamnya memuat banyak keutamaan. Tiga bagian diatas hanyalah bagian paling urgen dalam keterangan kitab-kitab hadits pada umumnya. Bagi pembaca yang ingin mengetahui keutamaan lainnya, dapat mencarinya dalam pembahasan yang merujuk pada nama-nama lain dari surat al fatihah.
ARTIKEL15/09/2025 | Yessi Ade Lia Putri
Tanda-Tanda Allah Sayang Kepada Hamba-Nya
Tanda-Tanda Allah Sayang Kepada Hamba-Nya
Tanda-Tanda Allah Sayang Kepada Hamba-Nya Sebagai makhluk yang diciptakan tentu saja sangat mengharapkan kasih sayang dari Allah SWT. Namun, tidak semua tau bahwa Allah swt senantiasa memberikan bentuk kasih sayang yang berbeda dari yang kita sangka. Cinta kasih Allah bukanlah sekedar hal yang biasa, melainkan sebuah anugerah tertinggi yang dapat dirasakan dalam berbagai aspek kehidupan. Ketika Allah mencintai seseorang hamba, Allah swt senantiasa memberikan rahmat dan keberkahan kepada makhluk. Ini tidak hanya terjadi karena kebaikan atau amal yang dilakukan oleh hamba, tetapi juga karena ketundukan dan ketaatan seorang hamba terhadap Allah. Ketika seorang hamba dalam ketaatan dan kesadaran akan kebesaran Allah, Allah mengarahkan langkah-langkah mereka menuju kebaikan dan memberikan bimbingan dalam menjalani kehidupan. Allah SWT berfirman dalam surat Ali Imron ayat 31: “Katakanlah (Nabi Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. Ayat di atas menjelaskan bahwa apabila kita mencintai Allah swt maka harus mengikuti sunnah-sunnah Nabi Muhammad saw dan Allah swt menjanjikan kepada hamba-Nya yang senantiasa mengikuti sunnah dari Nabi Muhammad saw maka Allah swt akan cinta dan sayang terhadap hamba-Nya serta akan mengampuni dosa dari seorang hamba. Berikut tanda-tanda Allah swt sayang kepada hamba-Nya : 1. Diberikan pemahaman dan pengamalan agama Jika Allah mencintai seorang hamba, maka Allah akan memberikan agama kepadanya. Sehingga, dia pun akan mudah melakukan perbuatan baik dan jauh dari perbuatan dosa. Rasulullah SAW bersabda : ”Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla memberikan dunia kepada orang yang dicintai dan kepada yang tidak dicintai, namun tidak memberikan agama kecuali kepada orang yang dicintai-Nya. Maka, barangsiapa yang Allah berikan agama, berarti Allah mencintainya.” (HR Ahmad). Allah SWT akan senantiasa menghiasi lidah orang yang dicintainya dengan dzikir dan mengisi anggota tubuhnya untuk selalu mengingat-Nya dengan ketaatan, menghiburnya, serta menghindarkan dari kelalaian. Dengan demikian, hamba yang dicintainya tersebut akan selalu terhubung dengan Allah SWT. 2. Diberikan Kesedihan Cara lain yang Allah menunjukkan agar hamba-Nya semakin mengingatnya adalah dengan memberikan kesedihan. Biasanya saat merasa sedih, seorang hamba lebih mudah luluh dan pasrah. Dan hendaknya, saat dilanda kesedihan kita lebih banyak mengingat Allah SWT. 3. Diberikan ujian atau cobaan Banyaknya ujian atau cobaan yang diberikan oleh Allah SWT bisa menjadi tanda bahwa Allah SWT menyayangi hamba-Nya tujuannya yaitu untuk menyucikan diri seorang hamba dari dosa dan perbuatan buruk seorang hamba. Rasulullah SAW bersabda “Sesungguhnya besarnya balasan disertai besarnya bala, dan apabila Allah SWT mencintai suatu kaum Dia memberi cobaan kepada mereka.” ( HR Bukhari dari Anas bin Malik) 4. Diberikan kehilangan Saat yang paling sakit bagi seorang manusia adalah kehilangan, terutama kehilangan orang tercinta. Namun, dibalik kehilangan tersebut, ternyata Allah hendak memberikan pengingat kepada kita bahwasannya tidak ada dunia yang kekal di dunia ini kecuali Allah SWT. Melalui kehilangan tersebut, Allah SWT juga ingin menguatkan hati kita bahwasannya Allah akan selalu ada bagi setiap hamba-Nya. 5. Akan Diwafatkan Dalam Keadaan Baik Allah SWT akan membukakan pintu amal shalih kepada hamba yang dicintai-Nya, sebelum hamba itu meninggal. Sehingga hamba tersebut akan meninggal dalam keadaan husnul khatimah, Nabi SAW bersabda, “Allah berikan petunjuk kepadanya untuk beramal shalih sebelum meninggal kemudian Allah memberikan pahala penuh kepadanya.”(HR. Ahmad dan al-Hakim dalam Majmu’ al-Zawaid 7/217).
ARTIKEL15/09/2025 | Khoirunisa
Benarkah Sedekah dapat Menolak Bala Bencana? ini Dalil dan Buktinya
Benarkah Sedekah dapat Menolak Bala Bencana? ini Dalil dan Buktinya
Sebagai salah satu amalan yang ganjarannya besar, bahkan dalam beberapa keterangan pahalanya disegerakan, sedekah tidak selalu tentang harta atau uang, atau dalam nominal yang besar. Karena itu sedekah dapat dilakukan oleh siapa saja, bahkan oleh orang yang kekurangan sekalipun. Banyak kisah sahabat nabi dan orang-orang shaleh terfahulu menjaga sedekah mereka meski hanya dengan sebiji kurma. Allah SWT dalam banyak ayat dalam al qur’an telah memerintahkan untuk mengeluarkan atau membelanjakan sebagian harta di jalan-Nya. Dalam QS. Al Munafiqun ayat 10 Allah menyatakan yang artinya, “Dan infakkanlah sebagian apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum kematian datang kepada salah seorang di antara kamu lalu dia berkata (menyesali): Ya Tuhanku, sekiranya engkau berkenan menunda (kematianku)ku, maka aku akan bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang yang shalih.” Salah satu manfaat sedekah ialah dapat menolak bahkan menghindarkan seseorang dari musibah atau bala bencana Sedekah dapat Menolak Bala Bencana Dalam beberapa hadis disebukan bahwa sedekah dapat menolak bala atau bencana. Rasulullah saw bersabda yang artinya: “…Dan aku memerintahkan kalian supaya bersedekah. Sesungguhnya perumpamaannya seperti seorang laki-laki yang ditawan musuh lalu mereka mengikat tangannya sampai ke leher lalu mereka membawanya untuk memenggal lehernya lalu ia berkata”Aku akan menebus diriku dari kealian dengan harta yang sedikit maupun banyak. Lalu ia menebus dirinya dari (untuk bisa lolos) mereka.” (HR. Ahmad, At Tirmidzi, Ibn Hibban, dan Al Hakim) Dalam HR. Al Baihaqi dalam kitab Sunan al Kabir juga disebutkan bahwa, dari Anas bin Malik, beliau radiallahuanhu berkata bahwa “Bersegeralah dalambersedekah, karena seseungguhnya bala (bencana) tidak akan dapat melampaui sedekah.” (HR. Al Baihaqi no. 7831) Sedekah Mengobati Penyakit-Penyakit Jasmani Rasulullah saw bersabda “Obatilah orang yang sakit di antara kamu dengan bersedekah.” (HR. Al Baihaqi no.6668 dalam Sunan Al Kabir) Bukti Nyata Sedekah Menolak Bala Bencana Tidak sedikit orang-orang yang merasakan manfaat atau keajaiban sedekah secara langsung. Seperti dengan hilangnya penyakit yang sebelumnya mustahil sembuh hanya dengan sedekah atau infaq. Beberapa kisah seperti orang-orang yang sebelumnya belum pernah bersedekah namun secara mengejutkan ditimpa penyakit langka, begitu bernadzar untuk berinfak atau sedekah, sakitnya perlahan-lahan membaik hingga akhirnya sembuh. Pengalaman-pengalaman demikian adalah bukti nyata bahwa sedekah bisa menjadi obat juga menolak bala atau bencana. Amalan Sedekah Allah SWT dalam banyak ayat dalam al qur’an telah memerintahkan untuk mengeluarkan atau membelanjakan sebagian harta di jalan-Nya. Dalam QS. Al Munafiqun ayat 10 Allah menyatakan yang artinya, “Dan infakkanlah sebagian apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum kematian datang kepada salah seorang di antara kamu lalu dia berkata (menyesali): Ya Tuhanku, sekiranya engkau berkenan menunda (kematianku)ku, maka aku akan bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang yang shalih.” Salah satu manfaat sedekah ialah dapat menolak bahkan menghindarkan seseorang dari musibah atau bala bencana Sedekah dapat Menolak Bala Bencana Dalam beberapa hadis disebukan bahwa sedekah dapat menolak bala atau bencana. Rasulullah saw bersabda yang artinya: “…Dan aku memerintahkan kalian supaya bersedekah. Sesungguhnya perumpamaannya seperti seorang laki-laki yang ditawan musuh lalu mereka mengikat tangannya sampai ke leher lalu mereka membawanya untuk memenggal lehernya lalu ia berkata”Aku akan menebus diriku dari kealian dengan harta yang sedikit maupun banyak. Lalu ia menebus dirinya dari (untuk bisa lolos) mereka.” (HR. Ahmad, At Tirmidzi, Ibn Hibban, dan Al Hakim) Dalam HR. Al Baihaqi dalam kitab Sunan al Kabir juga disebutkan bahwa, dari Anas bin Malik, beliau radiallahuanhu berkata bahwa “Bersegeralah dalambersedekah, karena seseungguhnya bala (bencana) tidak akan dapat melampaui sedekah.” (HR. Al Baihaqi no. 7831) Sedekah Mengobati Penyakit-Penyakit Jasmani Rasulullah saw bersabda “Obatilah orang yang sakit di antara kamu dengan bersedekah.” (HR. Al Baihaqi no.6668 dalam Sunan Al Kabir) Bukti Nyata Sedekah Menolak Bala Bencana Tidak sedikit orang-orang yang merasakan manfaat atau keajaiban sedekah secara langsung. Seperti dengan hilangnya penyakit yang sebelumnya mustahil sembuh hanya dengan sedekah atau infak. Beberapa kisah seperti orang-orang yang sebelumnya belum pernah bersedekah namun secara mengejutkan ditimpa penyakit langka, begitu bernadzar untuk berinfak atau sedekah, sakitnya perlahan-lahan membaik hingga akhirnya sembuh. Pengalaman-pengalaman demikian adalah bukti nyata bahwa sedekah bisa menjadi obat juga menolak bala atau bencana. Yuk tunaikan kebaikan bersama di BAZNAS Kota Sukabumi.
ARTIKEL15/09/2025 | Yessi Ade Lia Putri
Memahami Puasa Nazar: Makna dan Tata Cara Pelaksanaannya
Memahami Puasa Nazar: Makna dan Tata Cara Pelaksanaannya
Dalam agama Islam ada beberapa puasa yang wajib dilaksanakan, salah satunya adalah puasa Nazar. Siapapun di antara umat muslim yang telah bernazar untuk berpuasa, maka wajib untuk ditunaikan puasanya. Jika tidak ditunaikan, akan mendapat dosa baginya. Hal ini sebagaimana yang diterangkan dalam hadits dari Aisyah Ra, dari Nabi Saw, beliau bersabda: “Barangsiapa yang bernazar untuk taat pada Allah, maka penuhilah nazar tersebut. Dan barangsiapa yang bernazar untuk bermaksiat kepada Allah, maka janganlah ia bermaksiat kepada-Nya. ” (HR. Bukhari no. 6696) Makna Puasa Nazar dalam Islam Dalam bahasa Arab, kata Nazar berasal dari kata “an nadzru”, yang maknanya adalah janji. Janji di sini bisa dalam bentuk kebaikan maupun keburukan. Sedangkan dalam Islam, Nazar adalah menyanggupi atau berjanji untuk melakukan ibadah yang sebenarnya tidak wajib, tapi karena dirinya yang mewajibkannya sendiri untuk ditunaikan. Nazar biasanya dijanjikan pada amalan-amalan yang baik, tidak sah pada amlana-amalan yang mubah, makruh, bahkan haram. Misalnya, ada seseorang yang bernazar apabila sudah lulus dari universitas, akan melaksanakan puasa senin kamis selama sebulan. maka menjadi suatu perkara yang wajib untuk dilaksanakan hukumnya. Adapun apabila seseorang berpuasa dengan perumpamaannya adalah akan berpuasa Ramadhan untuk bernazar, maka nazarnya gugur. Ini karena hukum puasa Ramadhan memanglah wajib, jadi tidak bisa dinazarkan. Cara Melaksanakan Puasa Nazar Adapun tata cara pelaksanaan puasa Nazar dan pelafalan niatnya adalah sebagai berikut: Niat puasa di malam hari Dianjurkan untuk makan sahur pada waktunya sebagai suatu keberkahan bagi seseorang yang berpuasa. Menunaikan puasa dari waktu subuh hingga terbenamnya matahari (Maghrib). Membaca doa berbuka puasa seperti biasanya. Adapun niat puasa Nazar sebagai berikut: Nawaitu shauma ghodin an adaai shauman nadzri lillahi ta ala Artinya: Saya Niat Puasa besok pagi menunaikan puasa nadzar karena Allah. Demikian pembahasan mengenai makna puasa Nazar dan tata cara pelaksanaannya dalam Islam. Semoga bisa bermanfaat bagi semua pembaca yang memerlukannya. Jangan lupa untuk selalu menunaikan apa-apa yang menjadi kewajiban, ya! Barakallahu Fiikum. Islam menganjurkan kita untuk selalu beramal dengan penuh keikhlasan dan tanpa mengharapkan imbalan, sehingga berpotensi mendapatkan ganjaran pahala yang lebih besar di sisi Allah Swt. Maka dari itu, baik Infak maupun Sedekah sama-sama mempunyai nilai dan makna penting dalam kehidupan beragama. Sebagai Lembaga Pemerintah Nonstruktural yang mengelola dan mengkoordinasikan zakat, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Sukabumi saat ini dipercaya publik berkat komitmen dan program-programnya dalam menghimpun dan menyalurkan Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS). Mari kunjungi laman kotasukabumi.baznas.go.id/sedekah untuk melakukan Infak atau Sedekah secara online. Semoga setiap kebaikan yang kita keluarkan, bisa menjadi amal jariyah yang senantiasa mengalir pahalanya, Aamiin Yaa Rabbal 'Aalamiin.
ARTIKEL12/09/2025 | Khoirunisa
5 Keutamaan Maulid Nabi Muhammad: Hikmah dan Sejarah Peringatannya
5 Keutamaan Maulid Nabi Muhammad: Hikmah dan Sejarah Peringatannya
Maulid Nabi Muhammad adalah perayaan penting yang diadakan untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad saw. Acara ini dirayakan oleh umat Islam di seluruh dunia sebagai bentuk rasa syukur dan kegembiraan atas lahirnya Rasulullah saw. Dalam peringatan ini, umat Islam biasanya melantunkan selawat, membacakan sirah Nabi, serta melakukan berbagai amal kebajikan. Peringatan ini bukan hanya sekadar tradisi, tetapi juga sarana untuk merenungkan keutamaan Maulid Nabi. Banyak ulama sepakat bahwa Maulid Nabi membawa banyak keberkahan, dan perayaannya memiliki nilai spiritual yang sangat tinggi. Sejarah mencatat bagaimana para sahabat Rasulullah saw. memandang pentingnya memperingati kelahiran Nabi Muhammad dan bagaimana tradisi ini kemudian berkembang dalam komunitas Muslim. Sejarah Maulid Nabi Muhammad Peringatan Maulid Nabi Muhammad saw. telah berlangsung selama berabad-abad, dengan sejarah yang kaya akan nilai-nilai keislaman. Secara umum, Maulid Nabi dirayakan setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam kalender Hijriyah, meskipun di beberapa negara, tanggal dan cara perayaan bisa berbeda. Sejarah perayaan Maulid Nabi dimulai pada era Dinasti Fatimiyah di Mesir pada abad ke-10. Perayaan ini awalnya dimaksudkan sebagai bentuk penghormatan kepada Rasulullah, namun lambat laun berkembang menjadi acara besar yang diisi dengan pembacaan sirah Nabi, doa bersama, dan pembagian sedekah. Meski demikian, Maulid Nabi semakin populer pada abad-abad berikutnya, hingga menjadi tradisi yang diterima luas di kalangan umat Islam, termasuk di Nusantara. Meskipun ada perbedaan pandangan di antara ulama mengenai hukum merayakan Maulid Nabi, mayoritas ulama menyetujui peringatan ini selama dilakukan dengan niat yang benar dan sesuai dengan ajaran Islam. Bagi banyak umat Islam, Maulid Nabi adalah kesempatan untuk mengingat kembali kehidupan Nabi Muhammad, mengambil pelajaran dari teladan beliau, dan memperkuat cinta kepada Rasulullah saw. 5 Keutamaan Maulid Nabi Muhammad Setelah mengetahui sejarah Maulid Nabi, mari kita bahas lima keutamaan yang dapat diperoleh dari memperingati kelahiran Nabi Muhammad saw. Keutamaan ini didasarkan pada berbagai riwayat dari para sahabat Rasulullah dan ulama terkemuka. 1. Menjadi Teman Rasulullah di Surga Abu Bakar ra., sahabat terdekat Nabi Muhammad saw., pernah berkata, “Barangsiapa membelanjakan satu dirham untuk mengadakan pembacaan Maulid Nabi saw., maka ia akan menjadi temanku di surga.” Keutamaan ini menunjukkan betapa besar pahala bagi siapa saja yang ikut serta dalam merayakan Maulid Nabi, dengan niat tulus mengagungkan Rasulullah. Ini adalah janji istimewa, di mana orang yang merayakan Maulid Nabi dengan ikhlas akan ditempatkan bersama Rasulullah di surga kelak. 2. Menghidupkan Nilai-Nilai Islam Umar bin Khattab ra. mengatakan, “Barangsiapa mengagungkan Maulid Nabi saw., maka sesungguhnya ia telah menghidupkan Islam.” Dengan merayakan Maulid Nabi, umat Islam tidak hanya sekadar mengenang kelahiran beliau, tetapi juga menghidupkan ajaran Islam yang disampaikan oleh Rasulullah. Perayaan ini menjadi salah satu cara untuk menjaga semangat Islam agar tetap hidup dan berkembang di tengah-tengah umat. 3. Mendapatkan Pahala Seperti Ikut Perang Badar dan Hunain Utsman bin Affan ra. berkata, “Barangsiapa membelanjakan satu dirham untuk mengadakan pembacaan Maulid Nabi saw., maka seakan-akan ia ikut serta menyaksikan perang Badar dan Hunain.” Perang Badar dan Hunain adalah dua pertempuran besar dalam sejarah Islam, di mana kaum Muslimin meraih kemenangan berkat pertolongan Allah. Merayakan Maulid Nabi dianggap memiliki pahala yang setara dengan ikut serta dalam pertempuran besar tersebut, menegaskan betapa besar nilai spiritual dari peringatan ini. 4. Masuk Surga Tanpa Hisab Ali bin Abi Thalib ra. mengatakan, “Barangsiapa mengagungkan Maulid Nabi saw. dan ia menjadi sebab dilaksanakannya pembacaan maulid Nabi, maka tidaklah ia keluar dari dunia melainkan dengan keimanan dan akan dimasukkan ke surga tanpa hisab.” Keutamaan ini adalah salah satu bentuk anugerah besar bagi mereka yang turut serta mengadakan Maulid Nabi. Kematian dengan keimanan dan jaminan masuk surga tanpa hisab merupakan salah satu cita-cita tertinggi bagi setiap Muslim. 5. Dibangkitkan Bersama Para Shiddiqin, Syuhada, dan Shalihin Imam Syafi’i mengatakan, “Barangsiapa mengumpulkan saudara-saudaranya untuk mengadakan Maulid Nabi, kemudian menyediakan makanan dan tempat serta melakukan kebaikan untuk mereka, maka Allah akan membangkitkan dia bersama-sama golongan shiddiqin, syuhada, dan shalihin.” Bagi yang memfasilitasi peringatan Maulid Nabi dengan memberi makan dan tempat bagi orang lain, keutamaannya adalah dibangkitkan bersama golongan yang sangat mulia di hari kiamat. Hikmah Maulid Nabi Muhammad Peringatan Maulid Nabi Muhammad saw. tidak hanya memiliki keutamaan, tetapi juga mengandung hikmah yang mendalam. Beberapa hikmah yang bisa kita ambil dari perayaan ini adalah sebagai berikut: 1. Membiasakan Membaca Selawat Salah satu amalan utama dalam peringatan Maulid Nabi adalah membaca selawat kepada Nabi Muhammad saw. Allah Swt. sendiri memerintahkan umat-Nya untuk berselawat kepada Rasulullah. Membaca selawat secara rutin tidak hanya mendekatkan diri kepada Allah, tetapi juga mendatangkan syafaat Nabi pada hari kiamat kelak. 2. Ekspresi Kegembiraan atas Lahirnya Nabi Maulid Nabi juga menjadi momen untuk mengekspresikan kegembiraan atas kelahiran Nabi Muhammad, yang membawa rahmat bagi seluruh alam. Bahkan, kegembiraan atas kelahiran beliau diakui memberikan manfaat besar, sebagaimana kisah Abu Lahab yang mendapat keringanan siksa karena merdeka budaknya saat mendengar kelahiran Nabi. 3. Meningkatkan Kecintaan kepada Rasulullah saw. Merayakan Maulid Nabi juga dapat meneguhkan kembali kecintaan kita kepada Rasulullah saw. Sebagai umatnya, mencintai Nabi adalah sebuah kewajiban, dan peringatan Maulid Nabi adalah salah satu sarana untuk memperkuat rasa cinta ini. 4. Meneladani Akhlak Rasulullah saw. Peringatan Maulid Nabi memberikan kesempatan bagi umat Islam untuk merenungkan kembali teladan akhlak mulia yang telah ditunjukkan oleh Rasulullah saw. sepanjang hidupnya. Akhlak beliau adalah cerminan kesempurnaan, dan umat Islam didorong untuk mengikuti jejak beliau dalam kehidupan sehari-hari. 5. Menjadi Sarana Dakwah dan Pendidikan Selain sebagai momen peringatan, Maulid Nabi juga berfungsi sebagai sarana dakwah dan pendidikan bagi umat Islam. Melalui ceramah dan pembacaan sirah Nabi, peringatan ini menjadi media untuk menyampaikan ajaran-ajaran Islam kepada masyarakat.
ARTIKEL12/09/2025 | Yessi Ade Lia Putri
Kenikmatan yang Menipu: Cara Mengenali dan Menghindari Istidraj
Kenikmatan yang Menipu: Cara Mengenali dan Menghindari Istidraj
Sahabat pernah melihat orang yang hidup bergelimang harta tapi lalai dalam ibadah? Seakan hidupnya nikmat dan bahagia sekali meski tersesat dalam hawa nafsu. Hati-hati sahabat bisa jadi itu tanda orang terjebak istidraj Apa Itu Istidraj ? Istidraj secara istilah (terminologi) berarti kenikmatan bersifat materi yang diberikan kepada seseorang yang secara lahir semakin bertambah, tetapi kenikmatan yang bersifat immaterial semakin dikurangi atau dicabut, sementara ia tidak merasa sama sekali. Sehingga, apabila seseorang mendapatkan kenikmatan berupa kesehatan, kesempatan dan kelapangan rejeki yang melimpah dan semakin bertambah, tetapi tidak dibarengi dengan perilaku syukur atas kenikmatan tersebut, tetapi sebaliknya ia semakin kufur dan lupa kepada Dzat Pemberi nikmat, maka sesungguhnya yang demikian disebut istidraj. Peringatan istidraj ini terdapat dalam firman Allah SWT “Tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” (QS. Al-An’am: 44). Hati-hati banyak sekali orang yang terjebak dalam istidraj. Seolah-olah istidraj itu suatu kenikmatan/anugrah yang diberikan kepada manusia, padahal itu adalah ujian yang harus dilewati oleh orang tersebut. karna istidraj memberikan kenikmatan yang seolah-olah itu menjadi anugrah dan nyatanya tidak, itu adalah sebuah bencana bagi orang-orang yang sering bermaksiat kepada Allah, dan Allah memberikan kesehatan,harta yang berlimpah, kehidupan yang bahagia semata-mata Allah melakukan pengujian kepadanya, dan orang banyak yang terlalai dengan hal itu. Ciri orang-orang yang terkena istridraj Jika seseorang terjebak dalam Istidraj, maka ia akan merasa senang, nyaman, merasa hidupnya lancar-lancar saja meskipun ia jarang atau bahkan tidak pernah beribadah. Hal ini dapat membuat seseorang semakin jauh dari Allah SWT dan semakin gemar dalam berbuat maksiat. Biasanya istidraj diberikan kepada orang yang telah mati hatinya. Ia adalah orang yang merasa tidak sedih atas ketaatan yang ditinggalkan dan tidak menyesal dengan maksiat yang dikerjakan. Semua contoh-contoh tersebut adalah tanda-tanda Istidraj dari Allah SWT yang bisa menjadi jebakan bagi seseorang yang tidak menyadari bahwa kenikmatan yang diberikan Allah SWT sebenarnya adalah ujian. Cara membedakannya suatu kesenangan adalah istidraj atau bukan adalah dengan ketakwaan. Istidraj dapat membuat seseorang lupa akan hakikat hidupnya dan tidak menyadari akibatnya. Hingga pada saatnya Allah akan mencabut semua kesenangan sampai mereka termangu dalam penyesalan yang terlambat. Cara menghindari istidraj Agar kita tidak terjebak dalam kesenagan semu atau istidraj, berkut beberapa cara menghindari istidraj : Selalu bersyukur kepada Allah SWT atas segala nikmat yang diberikan-Nya, baik yang tampak maupun yang tersembunyi, Selalu beribadah dan menjalankan perintah dan larangan Allah SWT dengan ikhlas dan konsisten, Selalu bertaubat dan memohon ampun kepada Allah SWT atas segala dosa dan kesalahan yang telah dilakukan, Selalu memperbaiki diri dan meninggalkan maksiat dan keburukan, Selalu berdoa dan memohon perlindungan kepada Allah SWT dari godaan syaitan dan tipu daya istidraj, Selalu mengingat mati dan akhirat serta mempersiapkan bekal untuk kehidupan setelah mati, Selalu berbuat baik dan bermanfaat bagi sesama manusia dan makhluk lainnya, Selalu bersikap rendah hati dan tidak sombong atau ujub atas nikmat yang diperoleh, Selalu mencari ilmu dan menambah wawasan tentang agama Islam, Selalu bergaul dengan orang-orang yang shalih dan shalihah yang dapat memberikan nasehat dan motivasi Sedekah atau infak kepada yang membutuhkan sebagai bentuk syukur atas harta yang telah Allah berikan Semoga Allah melindungi kita dari bahaya istidraj ya sahabat. Mari kita berhati-hati dengan nikmat yang Allah berikan, senantiasa bersyukur atas segala harta yang Allah berikan dan jaga keberkahannya dengan menafkahkan sebagian harta yang diperoleh. Sahabat bisa tunaikan infak atau sedekah terbaik melalui https://kotasukabumi.baznas.go.id/sedekah
ARTIKEL12/09/2025 | Khoirunisa
Keutamaan Sedekah Jumat: Amalan yang Mendatangkan Berkah
Keutamaan Sedekah Jumat: Amalan yang Mendatangkan Berkah
Sedekah merupakan salah satu amalan mulia yang sangat dianjurkan dalam Islam. Namun, ada keutamaan khusus dalam bersedekah pada hari Jumat. Hari Jumat adalah hari yang istimewa bagi umat Islam, dikenal sebagai “sayyidul ayyam” atau penghulu segala hari. Pada hari ini, pahala setiap amalan baik, termasuk sedekah, dilipatgandakan. Berikut ini adalah pembahasan tentang keutamaan sedekah Jumat dan mengapa kita dianjurkan untuk melakukannya.1. Hari Penuh Keberkahan Jumat merupakan hari yang penuh berkah dan istimewa dalam Islam. Rasulullah SAW bersabda: “Hari terbaik di mana matahari terbit adalah hari Jumat…” (HR. Muslim).Pada hari ini, segala kebaikan yang kita lakukan, termasuk sedekah, dilipatgandakan pahalanya. Allah SWT membuka pintu-pintu rahmat-Nya lebih luas bagi hamba-hamba-Nya yang bersungguh-sungguh dalam beribadah dan beramal sholeh.2. Sedekah Jumat Mendapat Pahala Berlipat Ganda Sedekah di hari apa pun sangat dianjurkan, tetapi bersedekah pada hari Jumat memiliki keutamaan tersendiri. Keberkahan hari Jumat membuat pahala sedekah menjadi lebih besar. Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang bersedekah pada hari Jumat, maka pahalanya akan dilipatgandakan.”Dalam kehidupan sehari-hari, memberikan sedekah pada hari Jumat akan menambah keberkahan dalam rezeki dan kehidupan, baik bagi yang memberi maupun yang menerima.3. Sedekah Sebagai Bentuk Syukur atas Nikmat Allah Hari Jumat adalah saat yang tepat untuk merenungi nikmat-nikmat yang telah Allah SWT berikan. Sedekah menjadi salah satu cara terbaik untuk mengungkapkan rasa syukur tersebut. Dengan memberikan sebagian dari rezeki yang kita miliki kepada orang lain, kita menunjukkan kepedulian dan syukur kepada Allah.“Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah sebaik-baik pemberi rezeki.” (QS. Saba: 39)Ayat ini mengingatkan kita bahwa setiap kebaikan yang kita lakukan, termasuk sedekah, tidak akan mengurangi rezeki kita. Justru, Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik.4. Menghapus Dosa dan Kesalahan Sedekah di hari Jumat juga menjadi salah satu cara untuk menghapus dosa-dosa yang telah kita perbuat. Rasulullah SAW bersabda: “Sedekah itu dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api.” (HR. Tirmidzi)Dengan memperbanyak sedekah di hari Jumat, kita mendapatkan kesempatan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah dan memohon ampunan-Nya atas segala kesalahan yang kita lakukan.5. Menambah Keberkahan Rezeki Sedekah adalah salah satu kunci untuk membuka pintu rezeki yang lebih luas. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah sedekah itu mengurangi harta.” (HR. Muslim)Justru dengan bersedekah, terutama pada hari yang penuh berkah seperti Jumat, kita membuka jalan untuk mendapatkan keberkahan rezeki yang lebih besar. Allah menjanjikan balasan yang berlipat ganda bagi orang-orang yang ikhlas berbagi dengan sesama.6. Sedekah pada Hari Jumat sebagai Pengingat Kematian Hari Jumat juga merupakan hari yang istimewa karena berkaitan dengan kematian. Rasulullah SAW menyebutkan bahwa Jumat adalah hari terbaik untuk meninggal. Dengan bersedekah pada hari ini, kita dapat mengingat kematian dan mempersiapkan diri untuk hari akhir. Amal kebaikan yang kita lakukan, termasuk sedekah, akan menjadi bekal yang bermanfaat setelah kematian.“Setiap amal anak Adam akan terputus kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak yang sholeh yang mendoakannya.” (HR. Muslim)Sedekah yang kita lakukan di hari Jumat akan terus mengalir pahalanya, terutama jika kita berpartisipasi dalam amal jariyah yang manfaatnya dirasakan oleh banyak orang.7. Meningkatkan Kepedulian Sosial Sedekah bukan hanya mendatangkan keberkahan bagi yang bersedekah, tetapi juga membantu mengatasi masalah sosial. Dengan memperbanyak sedekah di hari Jumat, kita ikut berperan dalam meringankan beban saudara-saudara kita yang membutuhkan. Islam sangat menganjurkan umatnya untuk saling membantu dan peduli terhadap sesama, terutama kepada mereka yang hidup dalam kesulitan.8. Doa yang Terkabul di Hari Jumat Hari Jumat juga dikenal sebagai waktu di mana doa-doa dikabulkan. Dengan bersedekah, kita berharap agar Allah SWT mengabulkan doa-doa dan permohonan kita. Rasulullah SAW bersabda: “Di hari Jumat terdapat suatu waktu yang jika seorang hamba muslim berdoa kepada Allah ketika itu, niscaya Allah akan mengabulkan doanya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
ARTIKEL12/09/2025 | Yessi Ade Lia Putri
Siapa Saja yang Dimaksud Anak Yatim Menurut Islam ?
Siapa Saja yang Dimaksud Anak Yatim Menurut Islam ?
Sahabat mungkin sering mendengar tentang anak yatim piatu. Tapi sebenarnya bagaimana pengertian yatim dalam islam dan bagaiman agama islam memandangnya? Definisi Anak Yatim yatim berasal dari kata al-fardu yang artinya adalah sendirian dan segala sesuatu yang ditinggal oleh sesuatu yang serupa dengannya. Yatim menurut syariah ialah tidak jauh berbeda dengan makna secara bahasa, yaitu orang yang ditinggal wafat oleh bapaknya dan belum kondisi baligh. Imam as-Syairazi as-Syafi'i menyebutkan bahwa, Yatim adalah seorang yang tak punya bapak, sedangkan dia belum baligh, Setelah baligh maka orang itu tidak disebut Yatim ( Abu ishaq as-Syairazi w. 474 H, al-Muhaddzab, H3/301). Menurut Syekh Sulaiman al-jamal (wafat 1024 H) dalam karyanya menyebutkan yaitu bahwa yatim adalah anak kecil yang ditinggal wafat oleh ayahnya, sekalipun dia masih memiliki ibu atau kakek dan nenek. Dari penjelasan diatas, bahwa tolak ukur seorang anak yang bisa disebut sebagai yatim ialah dia yang tidak mempunyai ayah. Jika ayahnya sudah tiada, sementara ibu, kakek dan neneknya masih ada, maka itu tetap disebut kategori yatim. Sedangkan jika ibunya yang sudah tiada, dan ayahnya masih ada maka tidak bisa dikatakan yatim. Adapun anak kecil yang ditinggal mati ibunya tidak disebut yatim, tapi punya istilah khusus yaitu ‘ajiyy/’ajiyyah, dan dalam bahasa Indonesia disebut piatu. Piatu tidak disebut bersama yatim karena kematian ayahlah yang biasanya membuat seorang anak lemah dan kehilangan nafkah; karena memberi nafkah adalah tugas ayah, bukan ibu. Dalam tradisi masyarakat Indonesia, kita menyebut seorang anak yang ditinggal wafat oleh ayahnya disebut yatim, sedangkan ketika ditinggal wafat oleh ibunya disebut piatu. Sedangkan yatim piatu adalah gabungan dari keduanya, yakni seorang anak dalam usia yang belum balig telah ditinggal kedua orang tuanya. Bagaimana Hukum Memberi Kepada Yatim yang Sudah Baligh? Islam memperbolehkan membantu anak yatim yang telah baligh (dewasa), akan tetapi statusnya bukan santunan yatim lagi. Misalnya, atas nama sumbangan anak-anak untuk keluarga tidak mampu. Ada anak yatim yang sudah dewasa, namun hidup serba kekurangan. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan ada anak yatim yang sudah baligh dan hidup berkecukupan. Keutamaan Membahagiakan Anak Yatim Dekat dengan rasulullah di surga seperti jarak anatara jari telunjuk dan jari tengah Rasulullah SAW bersabda: “Aku dan orang yang memelihara anak yatim itu akan masuk surga seperti ini,”. Nabi memberi isyarat dengan jari telunjuk dan jari tengah dan merenggang keduanya. (HR. Bukhari). Dijamin masuk surga Siapa yang tidak ingin masuk surga? Tempat yang penuh kenikmatan tapi untuk meraihnya tentu tidak mudah, memerlukan ketakwaan. Kabar baiknya, ada jaminan masuk surga untuk orang-orang yang memilihara anak yatim “Orang-orang yang memelihara anak yatim di antara umat muslimin, memberikan mereka makan dan minum, pasti Allah memasukkannya ke dalam surga, kecuali ia melakukan dosa yang tidak bisa diampuni.” (HR Tirmidzi dari Ibnu Abbas). Terhindar dari siksa pada hari kiamat Pada hari kiamat saat semua amal diperhitungkan, kita tentu akan mendapat balasan dari apa yang kita perbuat di dunia. Namun kabar baik bagi yang menyayangi anak yatim Allah tidak akan menyiksa pada hari akhir “Demi Yang Mengutusku dengan haq, Allah tidak akan menyiksa pada hari kiamat nanti orang yang menyayangi anak yatim, lemah lembut pembicaraan dengannya, serta menyayangi keyatiman serta kelemahannya.” (HR Thabrani dari Abu Hurairah). Amal yang tidak terputus Ketika kita meninggal kelak akan terpustus amal kita kecuali, tiga perkara yaitu sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang selalu mendoakan. Apabila kita mengurus anak yatim insya Allah mereka juga tidak akan lupa untuk mendoakan kita Jika manusia mati atau terputus amalnya, kecuali tiga perkara: sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat serta anak saleh yang selalu mendoakannya,” (HR Muslim Abu Hurairah). Itulah beberapa keutamaan yang bisa kita raih dengan menyantuni anak yatim. Sahabat, menjadi yatim tentu bukanlah kemauan mereka ataupun pilihan yang mereka inginkan. Takdir yang berkehendak terhadap kematian seseorang. Keberadaan anak yatim diantara kita adalah ladang kebajikan. Begitu mulia kedududukan mereka hingga banyak hadist yang membahasnya. Bahkan Rasulullah pun juga menyandang status yatim. Mari kita muliakan mereka, bahagiakan mereka agar mereka tidak berpuptus asa menggapai asa.
ARTIKEL11/09/2025 | Yessi Ade Lia Putri
Biografi Nabi Muhammad : Perjalanan Hidup Rasulullah dari Lahir hingga Wafat
Biografi Nabi Muhammad : Perjalanan Hidup Rasulullah dari Lahir hingga Wafat
Nabi Muhammad dilahirkan pada 12 Rabiul Awal Tahun Gajah atau sekitar tahun 570 Masehi di kota Mekah. Beliau lahir dalam keluarga Bani Hasyim, bagian dari suku Quraisy yang terpandang. Ayahnya, Abdullah, wafat sebelum beliau dilahirkan, dan ibunya, Aminah, meninggal saat Nabi berusia enam tahun. Nabi Muhammad pun diasuh oleh kakeknya, Abdul Muthalib, lalu oleh pamannya, Abu Thalib. Sejak kecil, Nabi dikenal sebagai sosok yang jujur, amanah, dan bijaksana, sehingga digelari “Al-Amin,” yang berarti orang yang dapat dipercaya. Pada masa mudanya, Nabi Muhammad bekerja sebagai pedagang. Beliau sering mengikuti pamannya dalam perjalanan perdagangan ke Suriah dan daerah sekitarnya. Kejujuran dan integritasnya membuat Nabi Muhammad mendapat kepercayaan banyak orang, termasuk Khadijah binti Khuwailid, seorang janda kaya yang kemudian melamar Nabi untuk menjadi suaminya. Mereka menikah ketika Nabi berusia 25 tahun, dan dari pernikahan tersebut lahir enam anak, termasuk Fatimah Az-Zahra yang kemudian menjadi ibu dari keturunan Nabi. Biografi Nabi Muhammad: Awal Menerima Wahyu Saat Nabi Muhammad mencapai usia 40 tahun, beliau sering menyendiri di Gua Hira, merenungkan kehidupan dan masyarakat yang dipenuhi dengan penyembahan berhala dan ketidakadilan. Pada suatu malam di bulan Ramadan, malaikat Jibril datang membawa wahyu pertama dari Allah, yang tercantum dalam surah Al-Alaq ayat 1-5. Inilah awal dari kerasulan Nabi Muhammad, di mana beliau diutus untuk menyebarkan agama Islam dan menyeru manusia kepada tauhid, yaitu keyakinan akan keesaan Allah. Biografi Nabi Muhammad: Tantangan dalam Menyebarkan Islam di Mekah Pada awalnya, ajaran Islam yang disampaikan Nabi Muhammad mendapatkan tentangan keras dari suku Quraisy. Mereka merasa ajaran tersebut mengancam kedudukan sosial dan ekonomi mereka, terutama karena menolak penyembahan berhala. Meskipun mendapat intimidasi dan siksaan, Nabi Muhammad tetap teguh dalam dakwahnya. Beliau menyebarkan Islam secara rahasia kepada kerabat dan teman-temannya. Beberapa orang yang pertama kali menerima ajaran Islam antara lain Abu Bakar, Ali bin Abi Thalib, dan Zaid bin Haritsah. Biografi Nabi Muhammad: Hijrah ke Madinah Setelah lebih dari satu dekade menyebarkan Islam di Mekah dan menghadapi penolakan yang terus-menerus, Nabi Muhammad memutuskan untuk hijrah ke Madinah pada tahun 622 M. Hijrah ini bukan hanya sekadar perpindahan fisik, tetapi juga menandai awal dari perkembangan Islam sebagai agama yang lebih mapan. Di Madinah, Nabi Muhammad membangun masyarakat Islam yang berlandaskan hukum syariah dan persaudaraan antarumat. Beliau juga mempersatukan suku-suku yang sebelumnya berseteru dan mendirikan masjid pertama, Masjid Nabawi, sebagai pusat kegiatan ibadah dan pemerintahan. Biografi Nabi Muhammad: Perang dan Diplomasi dalam Menegakkan Islam Selama di Madinah, Nabi Muhammad terlibat dalam beberapa pertempuran, seperti Perang Badar, Perang Uhud, dan Perang Khandaq, melawan kaum Quraisy yang terus berusaha menghancurkan Islam. Meskipun menghadapi berbagai tantangan, Nabi selalu menunjukkan kebijaksanaan dan keberanian dalam memimpin. Selain menggunakan kekuatan militer, Nabi Muhammad juga menjalankan diplomasi, seperti Perjanjian Hudaibiyah, yang menjadi titik balik dalam hubungan antara Muslim dan Quraisy. Biografi Nabi Muhammad: Penaklukkan Mekah dan Penyebaran Islam Pada tahun 630 M, setelah delapan tahun hijrah ke Madinah, Nabi Muhammad berhasil menaklukkan Mekah tanpa pertumpahan darah. Penaklukan ini menandai kemenangan besar bagi Islam. Nabi Muhammad memaafkan semua musuhnya, termasuk mereka yang pernah menentangnya dengan keras. Beliau menghancurkan berhala-berhala di sekitar Ka'bah, dan menjadikan Mekah sebagai pusat spiritual bagi umat Islam. Dalam waktu singkat, Islam menyebar ke seluruh Jazirah Arab. Biografi Nabi Muhammad: Wafatnya Rasulullah Pada tahun 632 M, Nabi Muhammad menyampaikan khutbah terakhirnya di Padang Arafah, yang dikenal sebagai "Khutbah Wada’." Dalam khutbah tersebut, beliau menekankan pentingnya persatuan, keadilan, dan persamaan hak di antara seluruh umat manusia. Beberapa bulan setelah itu, Nabi Muhammad jatuh sakit. Pada tanggal 12 Rabiul Awal, tahun yang sama, beliau wafat di rumah istrinya, Aisyah, dalam usia 63 tahun. Wafatnya Rasulullah meninggalkan duka mendalam bagi umat Islam, tetapi ajaran dan teladan beliau terus hidup dalam hati umatnya hingga saat ini.
ARTIKEL11/09/2025 | Khoirunisa
Apa Saja Hak Muslim Terhadap Muslim Lainnya
Apa Saja Hak Muslim Terhadap Muslim Lainnya
Islam mengajarkan untuk kita memperhatikan hak sesama muslim. Untuk menjalankan hak sesama muslim pun mudah dan tidak membebankan, bahkan tidak akan merugikan bagi dirinya bahkan akan mendapatkan keuntungan bagi diriya. Dalam rangka mengingatkan hak dan kewajibannya sebagai seorang muslim mari kita bahas sama di artikel berikut Hak sesama muslim berdasarkan hadist Riwayat Muslim senagai berikut : Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hak muslim kepada muslim yang lain ada enam.” Beliau shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, ”(1) Apabila engkau bertemu, ucapkanlah salam kepadanya; (2) apabila engkau diundang, penuhilah undangannya; (3) apabila engkau dimintai nasihat, berilah nasihat kepadanya; (4) apabila dia bersin lalu dia memuji Allah (mengucapkan ’alhamdulillah’), doakanlah dia (dengan mengucapkan ’yarhamukallah’); (5) apabila dia sakit, jenguklah dia; dan (6) apabila dia meninggal dunia, iringilah jenazahnya (sampai ke pemakaman).” (HR. Muslim) [HR. Muslim, no. 2162] 1. Mengucapkan Salam Kewajiban Muslim terhadap Muslim lainnya yang pertama adalah mengucapkan salam. apabila kita bertemu dengan muslim lainnya maka mengucapakannya adalah sunnah dan menjawab salam adalah sebuah kewajiban. Jika ada seseorang yang mengucapkan salam kepada kita berati ia sedang mendo’akan kita, maka dari itu kita yang mendengarnya juga harus membalas mendo’akan dengan menjawab salam kepada si pemberi salam 2. Memenuhi Undangan Memenuhi undangan termasuk salah satu kewajiban Muslim terhadap Muslim lainnya. Dengan memenuhi undangan, kita menghormati saudara kita yang mengundang sekaligus menjalin silaturahmi. Namun, undangan ini hanya berlaku untuk undangan yang baik dan positif. 3. Menasehati Apabila seseorang muslim meminta nasihat, maka kita wajib memberikan nasihat. Memberikan nasihat juga berarti membantu dan mendukung sesama muslim melakukan hal-hal baik dan menjauhi hal-hal jahat yang membawa kepada maksiat. 4. Mendoakan yang Bersin Ternyata mendoakan orang yang bersin juga termasuk kepada hak sesama muslim. Apabila kita mendengar saudara kita bersin lalu mengucapkan “Alhamdulillah” maka kita wajib mendoakannya dengan menjawab "Yarhamukallah" (Semoga Allah memberikan rahmat kepadamu). Kemudian yang bersin membalas doa bagi yang telah mendoakannya dengan mengucapkan “Yahdini wayahdikumullah wa yuslih balakum” (Semoga Allah memberiku dan engkau petunjuk dan semoga Allah memperbaiki keadaanmu) 5. Menjenguk yang Sakit Hak muslim terhadap muslim lainnya selanjutnya adalah menjenguk yang sedang sakit. Mulai dari saudara, teman, maupun kerabat lainnya yang sedang sakit. Nabi Muhammad SAW menganjurkan kepada umatnya untuk menjenguk yang sakit. karena diharapkan dengan menjenguk yang sakit, mental mereka yang sakit akan lebih kuat. Jangan lupa kita juga doakan saudara kita yang sedang sakit. 6. Mengantarkan Jenazahnya Hak muslim selanjutnya adalah mengantarkan atau melayat jenazah. Syariat Islam sangat menganjurkan umatnya untuk mengurusi jenazah saudaranya yang telah meninggal dunia, mulai dari memandikan, mengkafani, mensholati hingga menguburkannya Itulah 6 hak muslim kepada muslim lainnya, semoga kita bisa terus menerapkan kewajiban dan hak sesama muslim. Mengetahui hak dan kewajiban sesama muslim, kita bisa menyimpulkan jika islam adalah agama yang gemar memberikan pertolongan dan menebarkan kebaikan. Mari tolong menolong sesama saudara muslim kita melalui https://kotasukabumi.baznas.go.id/bayarzakat
ARTIKEL11/09/2025 | Khoirunisa
Lebih dari Sekadar Ibadah: Puasa Senin Kamis dan Manfaat Kesehatannya
Lebih dari Sekadar Ibadah: Puasa Senin Kamis dan Manfaat Kesehatannya
Ibadah puasa tidak hanya dilakukan saat bulan Ramadhan. Umat Islam juga dapat melaksanakan puasa di hari biasa guna mendapatkan manfaat kesehatan dan spiritual, seperti puasa sunah Senin Kamis yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Manfaat puasa Senin Kamis sangat berlimpah, dari sisi kesehatan maupun spiritualitas. Rasulullah SAW bersabda :"Segala amal perbuatan manusia pada hari Senin dan Kamis akan diperiksa oleh malaikat, karena itu aku senang ketika amal perbuatanku diperiksa dalam kondisi berpuasa". (HR.Tarmidzi). Hari Senin dan Kamis dipilih karena Senin merupakan hari kelahiran Rasulullah SAW dan hari Kamis adalah hari saat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar di peperangan Tabuk. Sebelum mengetahui manfaat puasa Senin Kamis, umat muslim diharuskan membaca niat terlebih dulu. Dalam fiqih Islam, semua ulama sepakat, bahwa tempatnya niat adalah hati. Melafalkan niat bukanlah syarat, namun jumhur ulama berpendapat hukumnya sunah dengan tujuan membantu hati dalam menghadirkan niat. Doa Puasa Sunah Senin Kamis 1. Niat Puasa Hari Senin "Nawaitu shouma yaumal itsnaini sunnatan lillaahi taaalaa." Artinya: "Saya niat puasa hari Senin, sunnah karena Allah Taala". 2. Niat Puasa Hari Kamis "Nawaitu shouma yaumal khomiisi sunnatan lillaahi taaalaa." Artinya : "Saya niat puasa hari Kamis, sunnah karena Allah Taala". Dengan melaksanakan puasa Senin Kamis secara teratur dapat memberikan banyak manfaat positif. Puasa sunah ini tidak hanya meningkatkan kesehatan, tetapi juga dapat menjadikan kita lebih disiplin dan memperkuat keimanan kepada Allah SWT. Yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. Oleh karena itu, puasa Senin Kamis sangat dianjurkan bagi umat Islam yang ingin menjalani kehidupan yang sehat dan bermakna. Berikut manfaat puasa Senin Kamis yang dirangkum dari beberapa sumber : Manfaat Puasa Senin Kamis untuk Kesehatan 1. Menurunkan Kadar Lemak Saat berpuasa, tubuh menggunakan lemak sebagai sumber energi. Dengan begitu, lemak berlebih akan berkurang dan tubuh akan terhindar dari gangguan penyakit, seperti tekanan darah tinggi atau kolesterol. 2. Mengontrol Gula Darah Puasa membuat tubuh menghancurkan glukosa untuk mendapatkan energi. Hal ini dapat menurunkan produksi insulin tubuh, dan hasilnya tubuh akan mengalami penurunan gula darah. 3. Menurunkan Risiko Penyakit Jantung Saat kita berpuasa, hormon adrenalin dan non-adrenalin sebagai cadangan energi dapat berkurang. Lemak akan dipakai oleh tubuh sebagai cadangan energi dan risiko aterosklerosis atau penyumbatan arteri akibat lemak dapat menurun. 4. Mengistirahatkan Organ Pencernaan Puasa Senin Kamis, pencernaan secara rutin akan beristirahat dari tekanan mmencerna makanan. Dengan begitu fungsi sistem pencernaan akan terus terjaga kinerjanya, sehingga terhindar dari penyakit seperti lambung, sembelit, dan diare. 5. Meremajakan Sel-Sel Kulit Saat tubuh tidak mendapatkan asupan gizi, sel-sel terkait dapat beristirahat, sehingga berdampak pada peremajaan kulit menjadi lebih kencang. 6. Menurunkan Berat Badan Puasa dapat membatasi asupan kalori harian, sehingga dapat menurunkan berat badan dan tubuh lebih sehat. Manfaat Puasa Senin Kamis secara Spiritual 1. Meningkatkan Ketaqwaan dan Keimanan Saat melaksanakan puasa Senin Kamis, kita dapat lebih dekat dengan Allah SWT. Kualitas ibadah kita juga dapat meningkat karena saat berpuasa, kita akan memiliki keinginan untuk menambah amal baik kita. 2. Terhindar dari Godaan Setan Puasa Senin Kamis adalah cara ibadah terbaik untuk mencegah upaya setan mempengaruhi jiwa kita. Dengan niat yang sudah kita panjatkan pada Allah SWT, pengaruh-pengaruh setan dapat dihindari. 3. Menumbuhkan Kesabaran Salah satu manfaat dari puasa Senin Kamis adalah melatih kesabaran untuk mengendalikan diri dan hawa nafsunya. 4. Bersyukur Puasa Senin Kamis dapat membuat kita lebih pintar dalam menahan diri dan bersyukur akan nikmat serta anugerah. 5. Disiplin Kita harus bisa mendisiplinkan otak dan pikiran. Segala pemikiran yang buruk dapat membatalkan puasa kita. Allah SWT mengetahui segala bentuk perbuatan kita, baik yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan. 6. Memperkuat Koneksi dengan Sesama Puasa juga membantu kita memahami pengalaman orang-orang yang kurang beruntung. Ini dapat mendorong kita untuk berbagi dengan mereka yang membutuhkan. Itulah beberapa manfaat kesehatan dan spiritual dari puasa Senin Kamis yang dapat kita ambil hikmahnya. Sahabat yuk mulai rutinkan berpuasa senin-kamis, apalagi jika berpuasa diiringi dengan sedekah. Lebih mudah bersedekah melalui https://kotasukabumi.baznas.go.id/sedekah
ARTIKEL10/09/2025 | Khoirunisa
Manfaat Membaca Al-Qur'an Setiap Hari: Kesehatan dan Spiritualitas
Manfaat Membaca Al-Qur'an Setiap Hari: Kesehatan dan Spiritualitas
Membaca Al-Qur'an merupakan amalan yang sangat dianjurkan dalam Islam. Selain menjadi pedoman hidup, rutinitas membaca Al-Qur'an setiap hari membawa beragam manfaat, baik bagi kesehatan maupun kehidupan spiritual seorang Muslim. Berikut beberapa di antaranya: Menyehatkan Mental Membaca Al-Qur'an mampu menenangkan hati dan pikiran. Aktivitas ini membantu meredakan stres serta kecemasan. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa membaca teks suci, termasuk Al-Qur'an, dapat merangsang hormon serotonin yang berperan dalam kebahagiaan. Dengan membacanya secara rutin, jiwa terasa lebih damai dan tenteram. Menguatkan Hubungan Spiritual Kebiasaan membaca Al-Qur'an mendekatkan seorang Muslim kepada Allah SWT. Dengan memahami dan merenungkan ayat-ayat-Nya, seseorang dapat memperdalam pemahaman agama serta makna kehidupan, yang pada akhirnya memperkuat iman dan memberikan arah dalam hidup. Melatih Fokus dan Konsentrasi Kegiatan membaca Al-Qur'an juga melatih pikiran agar lebih terarah dan konsisten. Di tengah banyaknya gangguan sehari-hari, membaca Al-Qur'an bisa menjadi sarana efektif untuk menjaga ketenangan serta meningkatkan produktivitas. Membantu Tidur Lebih Nyenyak Membaca Al-Qur'an sebelum tidur dapat menciptakan suasana hati yang tenang sehingga kualitas tidur menjadi lebih baik. Lantunan ayat-ayat Al-Qur'an mampu menghadirkan ketenangan yang mendukung tubuh dan pikiran untuk beristirahat lebih optimal. Mendorong Perubahan ke Arah Positif Ayat-ayat Al-Qur'an mengajarkan nilai-nilai kebaikan yang dapat memotivasi seseorang untuk memperbaiki diri. Ajarannya mendorong umat Muslim untuk berlaku adil, berbuat baik, serta menjaga hubungan sosial, sehingga manfaatnya tidak hanya dirasakan pribadi, tetapi juga masyarakat luas. Menunjang Kesehatan Fisik Selain berdampak pada ketenangan jiwa, membaca Al-Qur'an juga bermanfaat bagi fisik. Beberapa penelitian menemukan bahwa aktivitas ini dapat menurunkan tekanan darah dan detak jantung, sehingga membantu mengurangi ketegangan tubuh. Meraih Pahala Setiap huruf dalam Al-Qur'an yang dibaca bernilai pahala. Dengan demikian, membaca Al-Qur'an bukan hanya memberikan kebaikan di dunia, tetapi juga menjadi amal yang bernilai di akhirat. Menjadikan membaca Al-Qur'an sebagai rutinitas harian memberikan banyak manfaat, baik secara psikologis maupun spiritual. Selain meningkatkan kualitas hidup, kebiasaan ini juga menguatkan hubungan dengan Allah SWT. Oleh karena itu, biasakanlah membaca Al-Qur'an setiap hari dan rasakan keberkahannya dalam kehidupan.
ARTIKEL10/09/2025 | Yessi Ade Lia Putri
4 Sifat Wajib Rasul yang Wajib Diteladani
4 Sifat Wajib Rasul yang Wajib Diteladani
Sebagai umat Muslim, kita wajib mengetahui 4 sifat wajib Rasul yang bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai utusan Allah, seorang Rasul tentunya mempunyai sifat tauladan untuk menjalankan tugas mulianya sebagai pemimpin umat Islam. Sifat wajib yang terdapat pada Rasul setidaknya ada 4. Sifat-sifat tersebut membuat para Rasul terhindar dari perbuatan dosa dan menjadikan mereka selalu bertakwa. Sifat wajib yang dimiliki Rasul diantaranya, shiddiq, amanah, tabligh, dan fathonah. Berikut 4 Sifat Wajib Rasul : 1). Shiddiq Shiddiq memiliki arti benar. Maksudnya ialah, setiap ucapan para Rasul sudah pasti bersifat benar. Baik itu wahyu yang diturunkan kepadaNya, maupun hal-hal yang berkaitan dengan persoalan dunia, sudah pasti bersifat benar. Sifat wajib Rasul ini telah dijelaskan dalam kitab suci Al-Quran. Tepatnya pada surah Maryam ayat 41, Artinya, “Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Ibrahim di dalam Kitab (Al-Qur’an), sesungguhnya dia adalah seorang yang sangat membenarkan, seorang Nabi.” Tidak hanya itu, kata shiddiq dalam konteks sifat yang wajib dimiliki Rasul juga pernah disinggung dalam QS. Maryam ayat 50, Artinya, “Dan Kami anugerahkan kepada mereka sebagian dari rahmat Kami dan Kami jadikan mereka buah tutur yang baik dan mulia. Oleh karena itu, dapat disepakati bahwa Rasul tidak mungkin memiliki yang berkebalikan dengan sifat benar. 2). Amanah Sifat wajib Rasul selanjutnya ialah amanah, yang artinya dapat dipercaya. Untuk menjaga kepercayaan umat atas dirinya, Rasul senantiasa menjaga dirinya dari perbuatan yang berkaitan dengan dosa. Fakta bahwasanya Rasul bersifat amanah, telah dibuktikan melalui terjemahan surah an-Nisa ayat 58. Oleh karenanya, mustahil rasanya seorang Rasul dapat berbuat khianat. “Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaknya kamu menetapkannya dengan adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang memberi pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Melihat.” (QS an-Nisa: 58) 3). Tabligh Sebagai pemimpin umat Muslim, seorang Rasul diperintahkan agar menyampaikan wahyu yang diterimaNya kepada seluruh umatNya. Sifat wajib Rasul tersebut dinamakan Tabligh. Tabligh memiliki arti yaitu menyampaikan wahyu. Saat menjalankan tugasnya, Rasul akan menyampaikan wahyu apapun tanpa melewatkan satu huruf pun. Baik wahyu yang berupa kabar baik, kabar buruk, pengetahuan, syariat, dsb, akan senantiasa Rasul sampaikan. “Wahai Rasul” Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya. Dan Allah memelihara engkau dari (gangguan) manusia. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir.” (QS al-Maidah: 67). 4). Fathonah Sifat wajib Rasul yang terakhir ialah fathonah, yang bermakna cerdas, pandai, serta bijaksana. Sebagai utusan Allah, seorang Rasul mampu menangani berbagai permasalahan umatNya sekaligus memberikan jalan keluarnya. Allah SWT memberikan anugerah kepada Rasul ketika menyampaikan ajaran bagi kaumNya. Temasuk ketika adanya argumentasi perdebatan suatu kaum yang menyinggung ajaranNya. Hal ini rupanya telah disinggung dalam surah al-An’am ayat 83, “Dan itulah keterangan Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya. Kami tinggikan derajat siapa yang Kami kehendaki. Sesungguhnya Tuhanmu Mahabijaksana, Maha Mengetahui.” Nabi dan Rasul diberi kecerdasan oleh Allah SWT agar mampu merangkul hingga memerangi kaum yang menolak keberadaan Allah SWT dan tidak berada di jalan-Nya. Selain itu, juga mengajak mereka untuk berada di jalan yang benar dan di ridhoi oleh Allah SWT.
ARTIKEL10/09/2025 | Khoirunisa
Keutamaan dan Tata Cara Sedekah Subuh
Keutamaan dan Tata Cara Sedekah Subuh
Bagi umat muslim, waktu subuh adalah waktu di mana banyak keberkahan di dalamnya. Di waktu inilah umat muslim dianjurkan untuk memperbanyak amalan ibadah, mulai dari salat subuh, berdoa, berdzikir, membaca Alquran, dan amalan baik lainnya. Salah satu ibadah subuh lainnya dianjurkan untuk dilakukan dan dijadikan rutinitas sebelum memulai aktivitas harian adalah sedekah subuh. Sedekah subuh merupakan salah satu sedekah terbaik. Sebab di setiap waktu subuh malaikat turun dan mendoakan orang-orang yang bersedekah, "Setiap pagi, dua malaikat turun mendampingi seorang hamba. Yang satu mendoakan, ‘Wahai, Tuhan! Berikanlah ganti rugi bagi dermawan yang menyedekahkan hartanya.’ Dan yang satu lagi berkata, ‘Wahai, Tuhan! Musnahkanlah harta si bakhil," (H.R. Bukhari dan Muslim). Ketentuan batas waktu sedekah subuh Sedekah subuh, sesuai dengan sebutannya, dilakukan oleh kaum muslimin pada saat usai melaksanakan shalat subuh hingga saat terbitnya matahari (terlihat dari pandangan). Cara melaksanakan sedekah subuh Berikut adalah cara-cara yang dapat dilakukan untuk melaksanakan sedekah subuh: 1. Jika seorang muslim melaksanakan shalat subuh di masjid, dan kemudian menemukan kotak amal, maka dianjurkan untuk mengisi kotak amal tersebut setelah shalat berjamaah subuh 2. Jika seorang muslim melaksanakan shalat subuh di rumah, setelah melaksanakannya dapat mentransfer uang sedekah ke lembaga-lembaga sosial seperti Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Sukabumi. 3. Jika seorang muslim usai shalat subuh dan keadaannya sedang di rumah, maka dia dapat bersedekah dengan memberi makan kepada tetangga terdekat, orang yang terlihat membutuhkan makanan dan kebetulan lewat di depan rumah. Hal ini untuk menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan sekitar. pengertian sedekah disini tidak hanya dalam berbentuk uang, bahkan dalam bentuk tenaga dan senyuman pun termasuk kedalam sedekah Mari bersedekah. Sedekah ini akan digunakan untuk mendukung operasional BAZNAS dalam menunjang berbagai program sebagai upaya untuk mengentaskan kemiskinan di Kota Sukabumi.
ARTIKEL10/09/2025 | Yessi Ade Lia Putri
Doa Ketika Turun Hujan, Hujan Lebat, dan Hujan Reda
Doa Ketika Turun Hujan, Hujan Lebat, dan Hujan Reda
Hujan adalah berkah dari Allah swt, tanpa hujan tanah menjadi kering, tumbuhan tidak subur, sumber air langka, dan masih banyak lagi. Dalam islam, hujan dipandang sebagai tanda rahmat dan kebaikan dari Allah. Al-Quran menggambarkan kekuasaan Allah dalam mengatur siklus hujan, dan ini tercermin dalam surah Al-Mu'minun (23:18) “Dan Kami turunkan air dari langit dengan suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan pasti Kami berkuasa melenyapkannya” Kandungan surat ini menunjukan bahwa Allah menurunkan air hujan dari langit sesuai kadar kebutuhan makhluk, tidak terlalu banyak hingga merusak, dan tidak pula sedikit hingga tidak mencukupi. Dan Allah menjadikan air hujan itu menetap dibumi agar manusia dan seluruh hewan bisa memanfaatkannya. Sebab air hujan adalah salah satu sumber air kehidupan untuk makhluk yang ada di bumi ini. Untuk itu Islam menganjurkan umatnya untuk membaca doa ketika hujan turun. Bahkan, menurut beberapa hadist waktu turun hujan adalah waktu mustajab berdoa. Berikut doa-doa yang dianjurkan dibaca saat turun hujan 1. Doa Ketika Turun hujan "Allahumma shoyyiban nafi'an." Artinya: "Ya Allah, turunkan lah pada kami hujan yang bermanfaat." 2. Doa ketika hujan lebat “Allahumma hawalaina wala ‘alaina. Allahumma ‘alal akami wa adhirabi, wa buthunil auwdiyati, wamanabitisyajari." Artinya: "Ya Allah turunkan hujan ini di sekitar kami jangan di atas kami. Ya Allah curahkanlah hujan ini di atas bukit-bukit, di hutan-hutan lebat, di gunung-gunung kecil, di lembah-lembah, dan tempat-tempat tumbuhnya pepohonan." (HR Bukhari Muslim) 3. Doa Ketika Hujan disertai petir "Allahumma la taqtulna bi-ghadobika, wa-la tuhlikna bi-’adhabika, wa-’afina qabla dhalik" Artinya: “Ya Allah, jangan bunuh kami dengan murka-Mu, dan jangan hancurkan kami dengan hukuman-Mu, dan maafkan kami sebelum itu” (H.R. At-Tirmizi) 4. Doa saat hujan reda "Muthirnaa bifadhlillahi wa rahmatihi." Artinya: "Diturunkan kepada kami hujan berkat anugerah Allah dan rahmat-Nya." (HR Bukhari) Selain doa di atas, saat turun hujan kita juga bisa membaca doa lainnya sesuai dengan hajat atau keinginan kita karena saat turun hujan memang waktu yang mustajab. Jadi jangan sampai kita lewatkan waktu baik ini, bahkan sampai mencelanya.
ARTIKEL09/09/2025 | Khoirunisa
INI DIA 5 KEUTAMAAN SEDEKAH
INI DIA 5 KEUTAMAAN SEDEKAH
Sedekah berasal kata bahasa Arab yaitu “shadaqah”, berasal dari kata sidq (sidiq) yang berarti “kebenaran”. Menurut peraturan BAZNAS No.2 tahun 2016, sedekah adalah harta atau non harta yang dikeluarkan oleh seseorang atau badan usaha di luar zakat untuk kemaslahatan umum. Sedekah merupakan amalan yang dicintai Allah SWT. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya ayat Al-Qur’an yang menyebutkan tentang sedekah, salah satunya dalam surat Al-Baqarah ayat 271 : “Jika kamu menampakkan sedekah (mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu, dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. Al-Baqarah: 271). Dengan sedekah, kita bisa meringankan beban yang dimiliki seseorang hingga membuatnya tersenyum. Sedekah tidak hanya berpatok pada harta benda saja, sehingga membuat sebagian dari kita berpikir ulang melakukan amal baik ini. Hal-hal non materi pun bisa saja dikatakan sebagai sedekah, seperti menolong orang lain baik dengan tenaga maupun pikiran, memberi nafkah keluarga atau istri, menyingkirkan batu, duri dan krikil-krikil kecil dari tengah jalan pun masuk ke dalam sedekah. Hal yang paling sederhana pun, seperti murah senyum kepada orang lain adalah sedekah. Sebagaimana dalam hadits dikatakan, “Senyummu kepada saudaramu adalah sedekah”.(HR. At-Tirmidzi). Melihat ada banyak cara untuk berbuat baik dengan melakukan sedekah, rasanya tidak ada lagi alasan untuk berkata tidak melakukannya. Apalagi, jika mengetahui banyaknya manfaat dan keutamaan dari bersedekah. Berikut 5 keutamaan bersedekah sebagaimana yang sudah disebutkan di dalam Al-Qur’an maupun hadits 1. Pasti diganti dan dibalas dengan pahala dan harta yang berlipat ganda Keistimewaan dari bersedekah adalah mendapatkan limpahan pahala yang terus menerus mengalir walaupun ia telah mati, Amalan ini yang biasa kita kenal dengan amal jariyah. Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, bahwasannya Rasulullah SAW bersabda, “Apabila anak cucu Adam itu mati, maka terputuslah semua amalnya kecuali tiga perkara: Shodaqoh jariyah, anak sholeh yang memohon ampunan untuknya (ibu dan bapaknya) dan ilmu yang bermanfaat setelahnya.” Allah SWT juga berjanji bahwa siapapun yang melakukan amalan kebaikan dengan melakukan sedekah maka akan ia lipat gandakan pahala kebaikannya. Sebagaimana yang dijelaskan dalam Al-Quran. “Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik, niscaya akan dilipatgandakan (pahala) kepada mereka dan bagi mereka pahala yang banyak.” (QS. Al-Hadid: 18). 2. Memanjangkan usia dan mencegah kematian buruk Yang dimaksud dalam memanjangkan usia disini adalah amalan kebaikan dari orang yang bersedekah ini akan terus dikenang melebihi umur hidup di dunia. Dengan sedekah seseorang dijauhkan dari kematian buruk. Hal ini seperti yang disebutkan dalam sabda Rasulullah SAW. “Sesungguhnya sedekahnya orang muslim itu dapat menambah umurnya, dapat mencegah kematian yang buruk, Allah akan menghilangkan darinya sifat sombong, kefakiran dan sifat bangga pada diri sendiri.”(HR. Thabrani). 3. Sedekah sebagai penghapus dosa Orang yang banyak bersedekah maka ia seperti air yang memadamkan api. Dosa-dosa kita dihapuskan dengan pahala kebaikan yang berlimpah dari amalan sedekah. Dengan sedekah, Allah SWTakan menghapus dosa-dosa hamba-Nya. Oleh sebab itu, jangan pernah ragu dan menolak untuk bersedekah. Kita juga tidak pernah tahu, berapa besar dosa-dosa yang kita miliki. Untuk itulah, sedekah bisa menjadi salah satu amalan yang harus konsisten kita lakukan. Rasulullah Saw bersabda. “Sedekah itu dapat menghapus dosa sebagaimana air itu memadamkan api.” (HR. At-Tirmidzi) 4. Sedekah dapat menjauhkan diri dari api neraka Sebagaimana sedekah bisa menghapus dosa-dosa, maka dengan sedekah pulalah kita bisa terhindar dari api neraka. Mengingat pahala berlipat ganda yang didapat serta dihapusnya dosa-dosa, maka kita pun bisa menjauhkan diri kita agar tidak masuk ke dalam neraka jahanam. Hal ini sebagai sabda Rasulullah SAW, “Jauhkan dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan (sedekah) sebutir kurma.”(Muttafaqun ‘alaih) 5. Mendapat naungan dihari kiamat Saat kelak di Padang Mahsyar setiap manusia akan menunggu giliran untuk diadili dari timbangan amal baik dan buruknya. Bisa dibayangkan berapa lama manusia akan menunggu dan merasakan panasnya terik matahari yang sangat dekat dengan kepala. Maka, dijelaskanlah dalam hadits Rasulullah SAW bahwasannya yang menjadikan naungan umat manusia di hari kiamat nanti adalah amalan sedekahnya. “Naungan orang beriman di hari Kiamat adalah sedekahnya.”(HR Ahmad). Itulah lima keutamaan sedekah yang tentunya akan menyelamatkan kita kelak di akhirat. Semoga kita semua termasuk orang-orang yang mendapatkan keutamaan ini. Selain bersedekah langsung, kita juga bisa dengan mudah sedekah online melalui kotasukabumi.baznas.go.id/sedekah
ARTIKEL09/09/2025 | Khoirunisa
Ayat Seribu Dinar: Kunci Pembuka Pintu Rezeki bagi Umat Muslim
Ayat Seribu Dinar: Kunci Pembuka Pintu Rezeki bagi Umat Muslim
Siapa yang tak ingin memiliki rezeki lancar dan berkah? Rasanya keinginan ini sering kita selipkan ke dalam doa agar Allah membuka pintu rezeki. Agar pintu rezeki dibukakan oleh Allah swt tentunya kita harus berusaha dengan cara yang Allah ridhoi dan juga diiringi dengan doa Doa adalah senjata bagi umat musim, salah satu doa yang dipercaya dapat mendatangkan rezeki bagi umat muslim adalah dengan mengamalkan ayat seribu dinar. Ayat seribu dinar ini adalah ayat Al-Quran yang terletak dalam ayat 2-3 di Surat At-Thalaq. Ayat ini banyak diamalkan umar muslim sebagai doa untuk memohon kelancaran rezeki Berikut adalah bacaan Ayat Seribu Dinar dalam bahasa Latin: Wa may yattaqillaha yaj al-lahu makhraja. Wa yarzuq-hu min aisu la yahtasib, wa may yatawakkal alallahi fa huwa hasbuh, innallaha baligu amrih, qad ja alallahu likulli syai in qadra. Artinya: "Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)-Nya, sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu." (QS. At-Thalaq: 2-3) Tujuan membaca ayat seribu dinar adalah meningkatkan ketakwaan kepada Allahs wt, sehingga jika hambanya bertakwa, Allah swt akan memberikan kita jalan keluar dari keseulitan serta mendatangkan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Tentunya rezeki yang dimaksud tidak hanya tentang materi tapi ketenangan, kelapangan , kepuasan batin, kesehatan, dan masih banyak hal lainnya juga termasuk rezeki. Ayat seribu dinar ini sebaiknya rutin dibaca setipa hari atau setelah mendirikan sholat, karena doa setelah sholat juga merupakan doa mustajab. Jangan lupa iringi doa ini dengan ikhtiar dan menolong orang lain. Niscaya Allah akan menolong hambanya yang meringankan beban orang lain.
ARTIKEL09/09/2025 | Yessi Ade Lia Putri
Makna Berkah dan Ciri Keberkahan
Makna Berkah dan Ciri Keberkahan
Kata berkah sering kita dengar dan kita ucapkan dalam kehidupan sehari-hari. Tak jarang, berkah juga menjadi doa yang kita dipanjatkan. Tapi apakah sahabat tahu arti keberkahan itu sendiri ? Makna Berkah Menurut bahasa, berkah --berasal dari bahasa Arab: barokah (????), artinya nikmat (Kamus Al-Munawwir, 1997:78). Istilah lain berkah dalam bahasa Arab adalah mubarak dan tabaruk. Sementara Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:179), berkah adalah “karunia Tuhan yang mendatangkan kebaikan bagi kehidupan manusia” Menurut Imam Al-Ghazali, berkah (barokah) adalah bertambahnya kebaikan (Ensiklopedia Tasawuf, hlm. 79). Para ulama juga menjelaskan makna berkah sebagai segala sesuatu yang banyak dan melimpah, mencakup berkah-berkah material dan spiritual, seperti keamanan, ketenangan, kesehatan, harta, anak, dan usia. Berkah dalam Al-Quran terdapat di dalam Surat Al-A’raf ayat 96 “Jika sekiranya penduduk negeri-negeri itu beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi." Langit dan bumi adalah semesta yang melingkupi hidup manusia. Semua yang terdapat di langit dan bumi mulai dari air hujan, tumbuhan, hewan, dan segala macam sumber-sumber kehidupan telah Allah limpahkan untuk manusia. Untuk itu, keberkahan ini berarti bahwa memang Allah memberikan nikmat berupa segala materi yang dibutuhkan manusia Berdasarkan Q.S Al-A’raf ayat 96 dapat dipahami jika keberkahan datangnya dari Allah swt kepada orang yang beriman dan bertakwa. Lalu bagaimana ciri orang yang merasakan hidupnya penuh berkah? Kita kembali mengacu pada Al Quran maupun hadits Rasulullah Saw. Ada beberapa indikator orang-orang yang mendapat berkah dalam hidupnya sesuai dengan kriteria Al Quran antara lain: 1. Merasa nikmat dalam beramal shaleh “Barang siapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam” (QS: Al-An'am: 125) Dalam ayat ini dijelaskan bahwa keberkahan hidup dari Allah salah satunya adalah dengan merasakan nikmat Iman dan Islam serta kenikmatan dalam beribadah. Kenikamtan beribadah dengan dada yang lapang, tanpa tekanan melainkan mendapatkan kenikmataan dalam menjalankan ibadah. 2. Konsisten (istiqamah) dalam kebaikan “Dan bagaimana kamu (sampai) menjadi kafir, padahal ayat-ayat Allah dibacakan kepada kamu, dan Rasul-Nya (Muhammad) pun berada di tengah-tengah kamu? Barangsiapa berpegang teguh kepada (agama) Allah, maka sungguh, dia diberi petunjuk kepada jalan yang lurus” (QS Ali Imron: 101) Orang yang dalam hidupnya penuh dengan keberkahan maka dia akan menjalankan kebaikan tersebut secara konsisten sampai akhir hidupnya. Salah satu kebaikan yang sahabat bisa lakukan dengan mudah dan konsisten adalah bersedekah 3. Selalu Sabar Menghadapi Ujian “Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung” (QS Ali Imran: 200) Dengan keberkahan dari Allah SWT, maka orang-orang tersebut akan mudah untuk bersabar dalam menghadapi berbagai ujian. Baik ujian dalam kebahagiaan atau kesulitan. Seluruhnya adalah hal dengan ikhlas mereka hadapi. Setidaknya jika kita dapat merasakan indikator tersebut maka secara pribadi atau individu boleh disebut hidupnya penuh keberkahan. Namun demikian setiap pribadi tentu akan merasakan keberkahan hidupnya yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya Makna berkah dalam hidup memang bisa berbeda dari setiap orang. Namun, sebenarnya Allah senantiasa memberikan kemudahan dan kebutuhan dalam hidup kita, baik kita sadari ataupun tidak. Semoga sebagai manusia kita selalu menyadarinya dan bersyukur setiap saat akan kenikmatan yang menjadi berkah dalam hidup kita. Untuk menambah keberkahan dalam hidup, sedekah bisa menjadi salah satu kuncinya. Rezeki yang merupakan salah satu nikmat dalam hidup ini, akan bertambah keberkahannya jika kita membagikannya kepada orang lain membutuhkan.
ARTIKEL09/09/2025 | Yessi Ade Lia Putri
Info Rekening Zakat

Info Rekening Zakat

Mari tunaikan zakat Anda dengan mentransfer ke rekening zakat.

BAZNAS

Info Rekening Zakat